Forum Komunitas Online Gunungkidul |
| | (Share) Pendidikan | |
|
+7gimbik dwikoe cah sokoliman japrax dewalangit madi Wonosingo Ngali Kidul 11 posters | |
Pengirim | Message |
---|
Wonosingo Ngali Kidul Pengawas
Lokasi : Gunungkidul Reputation : 20 Join date : 06.05.08
| Subyek: (Share) Pendidikan Wed Jul 16, 2008 1:54 pm | |
| First topic message reminder :
Bagi yang berkenan mari kita bahas tentang dunia pendidikan, entak itu untuk anak atau untuk diri kita sendiri. Yang mana posting ini bisa buat tanya jawab dan pembahasan yg layak.....
Masalah pendidikan bagi anak-anak tentunya selalu mendapat perhatian yang banyak bagi para orang tua, atau setidaknya para orang tua yang bertanggung jawab. Tentu setiap orang tua normalnya menginginkan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya, bahkan banyak yang rela banting tulang peras keringat agar keturunannya dapat bersekolah dengan layak (karena di negeri ini, pendidikan yang layak memang ekivalen dengan biaya besar).
Dan untuk pendidikan yang berkualitas itu seperti apa??? Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan khususnya di Indonesia yaitu: * Faktor internal, meliputi jajaran dunia pendidikan baik itu Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan daerah, dan juga sekolah yang berada di garis depan.Dalam hal ini,interfensi dari pihak-pihak yang terkait sangatlah dibutuhkan agar pendidikan senantiasa selalu terjaga dengan baik. * Faktor eksternal, adalah masyarakat pada umumnya.Dimana,masyarakat merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari adanya pendidikan yaitu sebagai objek dari pendidikan.
Terus untuk persiapan sebelum ke bangku sekolah ada yang menawarkan berbagai invest.... Lihat http://www.perencanakeuangan.com/files/InvestasiPendidikanAnak.html.
Yang mau bergabung dan punya pengalamn mari share... | |
| | |
Pengirim | Message |
---|
madi Koordinator
Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Mon Sep 08, 2008 4:11 am | |
| | |
| | | japrax Presidium
Join date : 11.04.08
| | | | cah sokoliman Koordinator
Join date : 06.08.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Mon Sep 08, 2008 12:26 pm | |
| :cyclops: tas moco..senut2 ndas'ku... | |
| | | dwikoe Camat
Join date : 19.06.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Mon Sep 08, 2008 10:28 pm | |
| SEDIKIT YANG AKU TAHU ADALAH.....
ALAM RAYA INI SEKOLAHKU.. DAN PROSES KEHIDUPAN ADALAH GURUKU...
kami adalah anak merdeka tak berpunya tapi merasa kaya semua didunia milik bersama tuk dibagi sama adil dan merata
pertanyaan singkat...: GURU ITU MENDIDIK ATAU MENGAJAR YAAA......??????? | |
| | | Wonosingo Ngali Kidul Pengawas
Join date : 06.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Thu Sep 11, 2008 12:08 pm | |
| Guru dan Kurikulum dalam Sistem Pendidikan Nasional Guru dan kurikulum adalah komponen penting dalam sebuah sistem pendidikan. Keberhasilan atau kegagalan dari suatu sistem pendidikan sangat dipengaruhi oleh dua faktor tersebut. Sertifikasi tenaga pendidikan dan pengembangan kurikulum yang belakangan ini tengah dilakukan adalah upaya untuk memperbaiki sistem pendidikan melalui dua aspek di atas. Dalam tulisan ini, penulis ingin menyoroti peran guru dan kurikulum dalam sistem pendidikan nasional. Di sini penulis akan memaparkan kondisi yang ada dan perlunya dilakukan usaha untuk memperbaikinya. Analisis yang dilakukan di sini berdasarkan pengalaman penulis dalam pengajaran dan pengembangan buku pelajaran berbasis kurikulum. Dicari, Guru yang Profesional Guru adalah komponen penting dalam pendidikan. Di pundaknya siswa menggantungkan harapan terhadap pelajaran yang diajarkannya. Benci atau sukanya siswa terhadap suatu pelajaran bergantung pada bagaimana guru mengajar. Saya katakan bahwa guru adalah ujung tombak dalam sistem pendidikan. Sebagai ujung tombak, tentu kita sangat berharap kepada peran guru dan kharismanya di hadapan siswa. Sekarang, mari kita tengok bagaimana peranan guru di kelas. Kita harus berani mengakui bahwa guru berperan besar dalam menjadikan sebuah pelajaran di sekolah sulit dan tidak menarik minat siswa untuk mempelajarinya. Fakta ini didukung oleh pendapat banyak siswa sekolah yang pernah penulis temui dan pengalaman penulis saat sekolah dulu. Dari pengalaman siswa tersebut, penulis mendapati banyak guru yang tidak punya motivasi dan semangat untuk mengajar di kelas. Entah karena malas atau kurang menguasai materi pelajaran, sering guru tidak hadir di kelas dan kalaupun hadir tidak memberikan pelajaran sesuai dengan waktu yang tersedia. Sering waktu pelajaran di kelas diisi dengan mencatat ataupun mengerjakan tugas tanpa siswa diberi wawasan secukupnya tentang materi tersebut. Ada juga guru yang untuk menutupi kemalasannya dan ketidakmampuannya menguasai materi memberikan tugas kepada siswa untuk merangkum materi pelajaran atau membuat makalah dengan topik materi pelajaran yang akan diajarkan. Dengan siswa telah membuat rangkuman atau makalah guru menganggap siswa sudah mempelajari materi tersebut dan menganggap siswa sudah mampu menjawab semua pertanyaan yang berkaitan dengan materi tersebut. Wow, hebat sekali ya! (Jadi, ngapain aja tuh guru?) Guru yang lainnya, untuk menutupi kemalasannya dan kekurangannya, ada yang memanfaatkan otoritasnya dengan bersikap galak kepada siswa. Ini diharapkan dapat menarik perhatian siswa terhadap pelajaran yang diajarkannya sehingga guru akan lebih leluasa mengajarkan materi pelajaran. Tetapi, sikap ini malah menambah kebencian siswa kepada guru sekaligus juga terhadap pelajarannya. Tidak heran ada istilah guru killer untuk menyebut guru yang mempunyai sikap seperti ini, galak, kurang jelas dalam menerangkan materi, dan otoriter. Apakah seperti ini sikap guru yang sesungguhnya? Wajar saja kalau kegiatan belajar di kelas menjadi kurang menarik dan sulit lha wong gurunya saja tidak pernah memberikan pelajaran sama sekali dan lebih suka marah-marah ketimbang mengajar. Dari mana siswa mendapat tambahan pengetahuan kalau bukan dari guru? Padahal guru bertanggung jawab untuk mengantarkan siswa memahami pelajaran dan membimbing siswa untuk menerapkan pelajaran yang diajarkannya. Berdasarkan pengalaman penulis, sebenarnya banyak cara, metode, dan sarana yang bisa dijadikan bahan dalam mengajarkan suatu materi sehingga dapat menjadi lebih mudah. Sebagai contoh, ketika mengajarkan materi termodinamika dalam pelajaran fisika (kebetulan penulis berlatar belakang fisika) seorang guru dapat menganalogikan hukum termodinamika I dengan krupuk yang sedang digoreng. Krupuk yang digoreng (diberi panas) akan mengalami perubahan volume (membesar) dan kenaikan suhu. Ini sesuai dengan hukum termodinamika I bahwa Q = ΔU + P.ΔV (panas Q mengakibatkan kenaikan suhu (energi dalam) ΔU dan pertambahan volume P.ΔV). Bukankah cara ini lebih efektif? Dan banyak lagi contoh yang bisa dipakai. Tidak pantas bagi seorang guru yang membiarkan siswanya tidak mendapat tambahan pengetahuan. Dan, kebanggaan bagi guru yang mampu menanamkan pengetahuan kepada siswanya dan pengetahuan itu bermanfaat bagi kehidupan di masa yang akan datang. Jadi, kepada guru marilah kita perbaiki sikap dan metode pengajaran yang selama ini kita jalankan dalam mengajarkan satu pelajaran. Dengan memperbaiki sikap dan metode pengajaran kita adalah salah satu jalan untuk membuat pelajaran itu lebih disenangi dan mudah bagi siswa. Kurikulum yang Tidak Membumi Tidak salah lagi, kurikulum adalah salah satu penyebab suatu pelajaran menjadi sangat sulit dan berat untuk dipelajari dan karenanya kurang disukai siswa. Di sini penulis mengambil contoh pelajaran fisika dan kurikulumnya sebagai studi kasus. Kurikulum fisika yang ada tidak seharusnya diberikan pada tingkatan sekolah menengah. Karena menurut kurikulum ini materi pelajaran yang harus diberikan sangat banyak dan terlalu sulit jika dilihat bahwa jam pelajaran yang tersedia sangat terbatas dan siswa pun tidak hanya belajar fisika. Siswa juga harus belajar matematika, biologi, kimia, agama, ekonomi, sejarah dan lain-lain. Jadi, sangat tidak bijak apabila siswa dipaksakan (dijejali) untuk memahami semua materi yang ada di kurikulum. Materi yang harus dipelajari oleh siswa tentang fisika begitu banyak dan mendetail yang masih perlu dipertanyakan haruskah materi ini diajarkan pada tingkat sekolah menengah. Perubahan kurikulum pada dasarnya tidak banyak mengubah materi pelajaran fisika ini karena hanya mengubah susunan atau struktur materi pelajaran. Perubahan kurikulum tidak pernah sama sekali menyentuh hal apakah materi ini layak dan harus diajarkan pada tingkat sekolah menengah. Pelajaran fisika yang selama ini kita pelajari di tingkat sekolah menengah seharusnya dipelajari di tingkat yang lebih tinggi (apa karena ini siswa kita banyak yang menggondol medali emas olimpiade fisika?). Kurikulum yang ada selama ini hanya mampu diikuti oleh segelintir siswa saja yang mampu sedangkan sebagian besar siswa tidak dapat mengikuti apa yang ada di kurikulum. Seharusnya kurikulum dibuat untuk dapat diikuti oleh semua siswa, tidak hanya oleh segelintir siswa yang pintar saja. Berdasarkan pengalaman penulis untuk menjelaskan satu bagian (misalnya, hukum termodinamika I) saja dibutuhkan waktu yang cukup lama. Dan belum tentu bisa dipahami oleh semua siswa karena kemampuan masing-masing siswa berbeda-beda. Akibatnya, tidak cukup waktu yang tersedia untuk menyelesaikan seluruh materi yang ada dalam kurikulum. Akan tetapi, karena kurikulum telah dijadikan pedoman dan bahkan seolah-olah bagaikan kitab suci yang wajib digunakan, kekurangan-kekurangan yang ada dalam kurikulum tidak bisa diganggu gugat. Ini menjadi beban tersendiri buat guru dan siswa. Menurut pandangan penulis, pelajaran fisika seharusnya diarahkan untuk dapat membantu memecahkan masalah yang sering timbul dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran fisika bukan sekedar membahas seluruh aspek dari hukum-hukum fisika secara detil sekaligus menyelesaikan semua perhitungan yang berkaitan dengan hukum tersebut tanpa siswa mengetahui apa manfaat yang nyata dari hukum-hukum tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Bisa dikatakan kurikulum yang ada kurang membumi yang membuat siswa kurang berminat mempelajarinya. Kurikulum yang terlalu padat dan kurang membumi diperparah oleh ketersedian buku sebagai pegangan guru dan siswa dalam pengajaran fisika di sekolah. Ya, harus diakui bahwa buku pelajaran adalah salah satu elemen penting dalam proses pendidikan di sekolah tak terkecuali dalam pelajaran fisika. Di atas telah disebutkan bahwa buku fisika sebagai pengantar memahami pelajaran fisika yang ada tidak representatif. Ini bukan berarti penulisnya yang salah ataupun penerbit yang tidak bertanggung jawab. Penulis maupun penerbit merasa mereka telah membuat buku sesuai dengan kurikulum yang terbaru (kurikulumnya aja ngga jelas!). Dan mereka beralasan buku yang tidak sesuai kurikulum (walaupun lebih membumi dan lebih bisa dibaca (ada ngga ya!)) tidak akan laku dijual. Buku yang sedianya menjadi salah satu elemen penting dalam pendidikan telah terperangkap dalam bisnis semata dan seolah-olah mengabaikan aspek pendidikan. Praktik bisnis ini membuat tidak ada penerbit yang berani membuat buku yang lepas dari pakem dan belenggu kurikulum sehingga buku tersebut bisa lebih membumi dan mudah dipahami. Salah satu ganjalan lain berkaitan dengan kurikulum yang membuat pelajaran fisika menjadi terlihat sulit adalah adanya ujian nasional (UN) sebagai standar kelulusan. Pelajaran fisika (atau sains pada umumnya) yang sedianya dapat dieksplorasi menjadi lebih menarik terbentur oleh batasan-batasan standar ujian nasional. Dengan adanya batasan-batasan ini guru menjadi terbelenggu dan membatasi pengajarannya hanya pada materi yang diprediksi akan keluar dalam UN. Pengajaran fisika yang dapat diarahkan agar lebih menarik digantikan oleh pembahasan soal-soal untuk menghadapi UN. Keindahan ilmu dan penerapan fisika serta merta akan tertutup oleh kekhawatiran bagaimana menyelesaikan soal UN dengan benar. Tentu saja siswa akan merasa bosan dengan metode pengajaran seperti ini tapi apa boleh buat daripada tidak lulus UN bisa berabe. (Mau ditaruh di mana muka gue kalo ngga lulus UN!) Penutup Dengan argumen yang telah dipaparkan di atas, akankah kita diam saja membiarkan praktik semacam ini berlangsung terus? Penulis yakin apabila setiap pelajaran baik fisika maupun pelajaran lain bisa diarahkan agar lebih membumi dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari akan lebih mudah untuk memahami suatu pelajaran. Dengan demikian, guru juga lebih mudah untuk mengajarkan materi pelajaran kepada siswa di kelas. Dan, pada saat itu tidak akan ada lagi yang mengeluh saat mengikuti suatu pelajaran di kelas. foto: glensold.com sumber:http://netsains.com/2008/08/menyoroti-peran-guru-dan-kurikulum-dalam-sistem-pendidikan-nasional/ | |
| | | Wonosingo Ngali Kidul Pengawas
Join date : 06.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Thu Sep 11, 2008 12:12 pm | |
| Kurikulum Beridentitas Kerakyatan "Kurikulum memang bukan satu-satunya penentu mutu pendidikan. Ia juga bukan perangkat tunggal penjabaran visi pendidikan. Meskipun demikian, kurikulum menjadi perangkat yang strategis untuk menyemaikan kepentingan dan membentuk konsepsi dan perilaku individu warga," kata panelis Agus Suwignyo. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, pada rentang waktu tahun 1945-1949 dikeluarkan Kurikulum 1947. Tahun 1950-1961, ditetapkan Kurikulum 1952. Kurikulum terakhir pada masa Orde Lama adalah Kurikulum 1964. Masa Orde Baru lahir empat kurikulum. Kurikulum 1968 ditetapkan dan berlaku sampai tahun 1975. Selanjutnya muncul Kurikulum 1975. Pada tahun 1984 dibuat kurikulum baru dengan nama Kurikulum 1975 yang Disempurnakan dengan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Pada tahun 1994 dikeluarkan kurikulum baru, yakni Kurikulum 1994. Kurikulum itu menjadi kurikulum terakhir yang dikeluarkan oleh rezim Orde Baru. Pada era reformasi muncul Kurikulum 2004 yang dikenal dengan nama Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang pada tahun 2006 dilengkapi dengan Standar Isi dan Standar Kompetensi (Sisko) yang memandu sekolah menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Apabila dicermati, penyusunan kurikulum yang silih berganti di Indonesia itu menunjukkan betapa kekuasaan yang berlaku menancapkan kukunya dalam penentuan isi kurikulum. Menurut Bourdieu, setiap tindakan pedagogis yang bertujuan untuk mereproduksi kebudayaan dapat disebut kekerasan simbolis yang sah. Kekuatan kekerasan ini berasal dari hubungan kekuasaan sesungguhnya yang disembunyikan oleh kekuatan pedagogis. Kurikulum yang berlaku dalam suatu negara, termasuk Indonesia, sering digunakan sebagai sarana indoktrinasi dari suatu sistem kekuasaan. Umumnya para pendidik dan masyarakat luas tidak menyadari apa sebenarnya peranan kurikulum di dalam proses pembelajaran peserta didik. Dunia pendidikan memang sering kali menganggap bahwa kurikulum adalah soal teknis belaka. Namun, sebenarnya, berbicara tentang kurikulum adalah berbicara tentang sumber-sumber kekuasaan dalam dunia pendidikan. Kurikulum adalah program dan isi dari suatu sistem pendidikan yang berupaya melaksanakan proses akumulasi ilmu pengetahuan antargenerasi dalam suatu masyarakat. Dalam sebuah masyarakat yang homogen, masalah kurikulum tidak terlalu merisaukan. Namun dilihat dari konteks masyarakat yang majemuk seperti Indonesia, kurikulum adalah pertarungan antarkekuasaan yang hidup dalam suatu masyarakat. Kelompok masyarakat yang dominan akan mempertahankan kurikulum untuk mempertahankan dominasinya melalui sistem persekolahan. Sampai sejauh ini pendidikan di Indonesia menggunakan satu kurikulum, yaitu Kurikulum Nasional yang dipakai sebagai acuan tunggal. Semua lembaga pendidikan formal di negeri ini, baik di kota besar, pelosok gunung, maupun di pinggiran pantai, punya kurikulum sama. Dengan demikian, proses pendidikan yang diterapkan adalah dalam upaya membentuk keseragaman berpikir. Melalui proses pendidikan nasional, generasi muda Indonesia dibentuk oleh sistem pendidikan yang mengacu kepada politik etatisme. Melalui Kurikulum Nasional, pendidikan di Indonesia telah menjalani proses yang amat berlainan dengan perkembangan kebudayaan sehingga pendidikan di Indonesia bukan lagi sebagai persoalan kebudayaan, melainkan lebih sebagai kepentingan politik di satu sisi, dan kepentingan ekonomi di sisi lain. Dengan demikian, jika orang masuk ke lorong pendidikan di Indonesia, ia tidak menemukan proses berpikir kritis, tetapi justru menjadi terasing dari lingkungan sosialnya. Identitas kerakyatan Munculnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tampaknya menunjukkan bahwa politik kebijakan pemerintah dalam pengembangan dan operasionalisasi kurikulum mulai desentralistis, akomodatif, dan terbuka. Meskipun demikian, efektivitas perubahan politik kebijakan tersebut dalam menjawab problem fungsional kurikulum masih harus dibuktikan. Melalui kebijakan KTSP, sekolah-sekolah diberi kebebasan menyusun kurikulum sendiri sesuai dengan konteks lokal, kemampuan siswa, dan ketersediaan sarana-prasarana. Kebebasan semacam itu tentu dilatari semangat pembaruan dalam bidang pendidikan yang selama ini dinanti. Pemberian kebebasan kepada sekolah dan guru ini bukan tanpa persoalan. Umumnya para guru yang memang tidak dipersiapkan untuk menyusun kurikulum, tidak cukup memiliki kompetensi dan kreativitas dalam menyiapkan kurikulum dan segenap perangkat pembelajaran. Belum lagi masih ada tuntutan ujian nasional di tengah disparitas mutu, kualitas guru, dan sarana-prasarana belajar yang sangat tajam antardaerah. Bagaimana KTSP menjadi kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman dan sarana pencerdasan peserta didik? Menurut seorang pakar pendidikan dari Malanag, T Raka Joni, ketersampaian pesan pada kurikulum bukan bergantung pada materi pesan yang ingin disampaikan, melainkan lebih pada cara menyampaikan pesan (the process is the content, the medium is the message). Dia mengatakan, dampak proses penyampaian pesan itulah yang dimanfaatkan untuk menyampaikan sisi-sisi pesan pendidikan lain—humanisme, kerakyatan, nasionalisme, kebangsaan—yang juga penting dalam kerangka tujuan utuh pendidikan. Akan tetapi, ini justru tidak tepat apabila disampaikan hanya dalam kerangka pikir content transmission model. Sebaliknya, sasaran-sasaran pembentukan seperti kebiasaan bekerja secara sistematis, kepekaan sosial, dan tanggung jawab harus diwujudkan sebagai dampak pengiring (nurturant effects) dari keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan dan peristiwa pembelajaran yang dialami siswa. Berdasarkan dampaknya kepada siswa, kurikulum dibedakan menjadi lima tataran, yaitu kurikulum ideal, formal, instruksional, operasional, dan eksperiensial. Kurikulum eksperiensial adalah makna dari pengalaman belajar yang terhayati oleh siswa sementara mereka terlibat dalam berbagai kegiatan dan peristiwa pembelajaran yang dikelola oleh guru dan sekolah. Oleh karena itu, kurikulum eksperiensiallah yang membuahkan dampak, dalam bentuk perubahan cara berpikir dan bertindak para siswa yang bersangkutan. Oleh karena itu, dilihat dari sudut pandang keberdampakan kurikulum terhadap tingkah laku siswa, pada dasarnya yang eksis hanyalah kurikulum lokal—yang bisa dimanifestasikan dalam KTSP—yang berupa pengalaman belajar yang di- gelar oleh guru dari hari ke hari. Ini berarti, kurikulum formal "tidak banyak bicara" tanpa penerjemahan yang setia di lapangan. KTSP sangat berpeluang untuk mewujudkan kurikulum sekolah yang beridentitas kerakyatan, artinya kurikulum yang benar-benar berpihak kepada khalayak—dalam hal ini anak didik—dalam konteks sosial-budaya dan kehidupan sehari-hari. Identitas dapat dicapai dengan penyusunan pengalaman belajar yang dikontekstualisasi dengan kebutuhan setempat. Dalam konteks Asmat yang berawa, misalnya, tentu pelajaran yang paling berguna adalah penguasaan alam, khususnya sungai serta pengelolaan sumber daya air dan laut. Anak-anak di Langsa, Aceh Timur, perlu belajar mengolah hasil laut, khususnya ikan dan rumput laut, yang selama ini belum tergarap, sedangkan anak-anak Halmahera sangat perlu mengembangkan kesenian tradisional dan bahasa yang beraneka ragam, penyelidikan flora dan fauna. Anak-anak di tempat lain pun mengembangkan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya dan masyarakatnya. Di sini kreativitas dan keberpihakan guru menjadi sangat penting. Sekolah bisa menjadi arena (field) anak-anak untuk membentuk habitus (kebiasaan) baru tanpa didominasi kepentingan sentralistis yang sebenarnya secara diam-diam masih ditengarai termuat dalam standar isi, standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang disusun secara terpusat. Dengan demikian, kebebasan mengembangkan pengalaman belajar itu sungguh terjadi. Tujuan pendidikan yang sesuai kerangka Visi Indonesia 2030—menciptakan masyarakat maju, sejahtera, mandiri, dan berdaya saing tinggi—dapat diarahkan. sumber:kompas.com | |
| | | dwikoe Camat
Join date : 19.06.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Thu Sep 11, 2008 3:42 pm | |
| bagaimana dgn masa kanak2 yang krn tuntutan sudah dijejali dgn macem2 pelajaran.. sehingga mereka kehilangan kesempatan bermain serta hak2 nya...??? | |
| | | Wonosingo Ngali Kidul Pengawas
Join date : 06.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Thu Sep 11, 2008 5:14 pm | |
| - dwikoe wrote:
- bagaimana dgn masa kanak2 yang krn tuntutan sudah dijejali dgn macem2 pelajaran..
sehingga mereka kehilangan kesempatan bermain serta hak2 nya...??? Untuk anak2 yg sudah d jejali dengan berbagai pelajaran itu g maslah. Dan pelajran bukan berarti akan merampas hak bermain anak2. Untuk kondisi d jkt dan daerah, anak2 banyak bermain itu di daerah perkotaan sehingga menyebabkan anak2 tersebut menjadi tidak punya aturan. Tapi anak2 yg ada di daerah, tingkat untuk bermain berkurang, karena ortunya sudah mengajarai berbagai pekerjaan kepada anak sepeerti ngarit, angon dll. Pola pikir anak2 yg bebas bermain dengan anak2 yg d beri pelajaran bekerjapun akan berbeda...Rasa tanggung jawabnyapun anak2 yg di belajari bekerja dari kecil akan penuh tanggung jawab, Di banding mereka yg bebas bermain.... | |
| | | dwikoe Camat
Join date : 19.06.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Fri Sep 12, 2008 3:42 pm | |
| anak punya dunia sendiri... biarkan anak tumbuh dan berkembang sesuai dgn kepribadiannya..
kita tdk boleh memaksa dan mendidik anak sesuai yg kita inginkan, karena anak juga punya hak...
kita hanyalah orang yg terlahir lebih dulu dari mereka.. | |
| | | Wonosingo Ngali Kidul Pengawas
Lokasi : Gunungkidul Reputation : 20 Join date : 06.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Fri Sep 12, 2008 4:16 pm | |
| Aku adalh gambran anak yg dari kecil terbatas dari dunia teknologi dan kecanggihan komunikasi. Mas Karebet, terlahir tanpa seorang Bapak...dan besar tanpa orang tua...Dia bisa menjadi seorang Raja Pajang. Yesus/Isa..terahir tanpa Bapak dan hilang pula masa kanak2nya, tapi dia bisa menjadi Nabi. Rosulloh juga sama terlahir tanpa Ayah, dan besar dari seorang kakek...kemudian menjadi Nabi terakhir. Coba kita phami filosfi wayang di bawah ini: Suatu ketika Dewi Dersanala ( Dedi ini adalah seorang bidadari yg d peristri oleh Arjuna ), dia melahirkan seorang anak bernama Wisanggeni. TApi lahirnya Wisanggeni tidak di inginkan Para Dewa dan Bathara Guru. Penyebab tidak d terimanya Wisanggeni lahir karena, Dewa Srani yg gandrung sama Dewi Dersanala yg d tampik...menyebabkan dendam dan Dewa Srani menghasut ayahnya Bathara Guru. Kemudian Bathara Guru tidak mengijinkan Arjuna menikahi Dewi Dersanala karena para Dewi tidak boleh menikah dengan Manusia. Tapi sang Dewi terlanjur hamil maka lahirlah anak tersebut bernama Wisanggeni. Karena para dewa tidak menerima Wisanggeni, bocah abyi itu di buang ke kawah Candradimuka. Tapi bukannya mati, tapi sebaliknya menjadi tumbuh besaar dan sakti. Akhirnya kayangan Jonggringsaluko di obrak-abrik. Dan yg melerai semua kejadian tersebt hanya semar. Kemudian Gatutkoco anak Dewi Arimbi, juga sama ketika masih bocah d pinjem sama Bhatara Guru untuk melawan membebaskan kahyangan Jonggring saluko dari tangan Raja Percono..... Gatotokoco yg masih bocah, akhirnya d masukkan ke kawah candradimuka..Bukannya mati tapi malah sebaliknya menjadi sakti mandraguna. Akhirnya Raja Percono mati di tangan Gatotkoco. 2 Versi anak2 dalam pewayangan tersebut menjadikan kita bahwa, anak2 adalah tumpuan masa depan....... Jika anak akan tumbuh dewasa menjadi seorang yg pinilih, kita harus menggodoknya, klo perlu kita harus menjadikan si anak tahan uji..... Ketika dewasa tuntutan akan tanggungjawab terhadap apapun dia akan kuat prinsipnya. Beda dengan anak yg d biarkan bebas bermain.......Klo toh pendidikan sekarang dengan pendidikan para kakek buyut saya masih akan kalah jauh. Coba lihat dengan anak2 yg didik bebas, seperti anak2 para pejabat yg bebas berkeliaran dan bermain...di banding dengan anak2 dusun.... Apakah Sukarno, Hatta, Syahrir, Tan MAlaka, Diponegoro, Soeharto...mereka waktu kecil terlalu bebas bermain....??? | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Mon Sep 15, 2008 9:48 am | |
| - dwikoe wrote:
- SEDIKIT YANG AKU TAHU ADALAH.....
ALAM RAYA INI SEKOLAHKU.. DAN PROSES KEHIDUPAN ADALAH GURUKU...
kami adalah anak merdeka tak berpunya tapi merasa kaya semua didunia milik bersama tuk dibagi sama adil dan merata
pertanyaan singkat...: GURU ITU MENDIDIK ATAU MENGAJAR YAAA......??????? saya kira guru itu pendidik /mendidik karena kalu mendidik itu memiliki beban moral terhadap siapa yang dididik, sedangkan kaluu mengajar itu adalah salah satu bagian dari pendidik. lebih simpelnya ,mendidik itu pasti mengajar, tapi kalau mengajra belum tentu mendidik ........ ngunu lho diajeng mungkin ada pendapat lain sumonggo.... | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Tue Sep 16, 2008 12:25 pm | |
| MATEMATiKA.............
Hmmmmmm,,,,,, matematika baru denger aja udah stres duluan !!!!!!!!!!!!!! :oops: sudah biasa dan sudah menjadi pola fikir kebanyakan anak2 sekolah sekarang matematik adalah hantu yang paling menakutkan dibandingkan hantu2 yang lain bahkan hantu sundel bolongpun lewat dengan hantu matematik...............
satu pertanyaan besar ?
mengapa bisa demikian, coba kita shar ......... matematika itu adalah ilmu pasti maksudnya jika terjadi satu kekeliruan baik berupa - + , berarti SALAH matematika itu ilmu angka matematika itu ilmu yang njlimet, nganti mumet ................
itulah beberapa alasan mengapa matematika seperti hantu........ menimbulkan kata kata " SUSAH".... kenapa susah ................
kebanyakan beliau Guru2 kita ,dalam menyampaikan dasar matematika sudah salah kaprah ............... sedangkan kita tau dasar/pondasi itu sangat menentukan bagaimana kelangsungan materi2 yang akan dipelajari yang lebih sulit.........
coba kita lihat contoh "salah kaprah":
Guru menulis: 5-6 "angka berapa anak-anak?" murid membaca: 5 dan 6 Guru bicara : PINTER Yang tau : Gblox
Sekarang kita lihat dan cermati contoh diatas, operasi hitung dalam matematika adalah pondasi....... > kesalahan yang sangat fatal terjadi di atas >5-6 mereka baca 5 & 6 ,seharusnya 5 & -6 > ini hal yang sangat sepele >namun tanpa disadari ini membuat dasar pemikiran salah >AWAS HAL2 SEPERTI INI DAPAT MENYESATKAN
ehm...... gi thu tho....
Simpulnya, Salah satu kesusahan dalam belajra matematika saat ini sangat di pengruhi pondasi belajar matematika yang kropos......
INGAT.......... COY...... | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Wed Sep 17, 2008 8:36 am | |
| MATEMATIKA ITU MUDAH............... kenapa mudah > matematika itu dari dulu sampai sekarang tidak berubah berbeda dengan ilmu umum contoh ekonomi: kita bandingakan: matematika: jaman dulu 9+1=10 ,sekarang 9+1=10 (benar) ekonomi ;jaman dulu 1$= Rp.3000 ,sekarang 1$=Rp.3000 (salah) lihat perbandingan yang sederhana diatas, membuktikan bahwa matematika lebih mudah dibandingkan ekonomi....... > ilmu matematika di gunakan di seluruh cabang ilmu baik ,bahasa,sosial,apalagi mipa >setiap hari kita bertemu dengan matematika ........ >jarang orang matematika itu mengalami STRESS kenapa, karena tiap hari sudah stres MATEMATIKA ITU BERSIH..........!!!!! Kita lihat pejabt yang sering bermasalh dengan korupsi, lulusan apa mereka ???? sarjana :Hukum ,Ekonomi, Agama ada yang lulusan matematika.... alasannya, orang matematika dalam menyelesaikan masalah/soal ,mereka tidak menanyakan HASILnya dulu, tetapi mengutamakan PROSES yang benar dengan otomatis hasil akan muncul........ kenapa, mereka tau matematika itu ilmu yang tidak bisa cuma dibayangkan atau kira2 saja. matematika itu jika terjadi kesalahan penulisan atau lupa di salah satu tanda(-+ atau ,) pun ...mengakibatkan kesalahan yang fatal logikanya dengan korupsi: matematika itu membiasakan peminatnya untuk selalu lurus selalu memproses masal dengan rumus2 yang benar. darikebiasaan yang bener ,lurus secara otomatis membentuk pola fikir yang positip/benar/lurus....!!!!! jadi ya lulrus2 saja jadi pejabat.........aminnnnn kesimpulan "MATEMATIKA ITU BERSIH" | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Wed Sep 17, 2008 4:22 pm | |
| ILMU DAN FILSAFAH
………………………………………….???????????????????? Ada orang yang tahu di tahunya Ada orang yang tahu di tidaktahunya Ada orang yang tidak tahu di tahunya Ada orang yang tidak tahu di tidaktahunya Bagaimana caranya mendapatkan pengetahuan yang benar……….? “gampang saja”>>>ketahuilah apa yang kau tau dan ketauhilah apa yang kau tidak tau” sebuh kalimat sederhana dari sseorang filsuf. Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu Kepastian dimulai dari rasa ragu ragu Filsafat dimulai dari kedua duanya, berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Bersfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kemestaan yang seakan tak terbatas ini……… demikian berfilsafat berarti mengoreksi diri semacam keberanian untuk berterus terang ,seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telaH kita jangkau. ILMU merupakan pengetahuan yang kita gumuli sejak bangku sekolah dasar sampai PT. Jadi berfilsafah tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri kita sendiri . Apakah sebenarnya yang saya ketahui tentang ilmu……? Bagaimana saya ketahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar ………? Kriteria apa yang kita pakai dalam menentukan kebenaran secara ilmiah ……..?Mengapa kita mesti mempelajari ilmu…….? Apakah kegunaan yang sebenarnya…….?
Demikian berfilsafat berarti berendah hati mengevaluasi segenap pengetahuan yang telah kita ketahui : Apakah ilmutelah mencakup segala hal yang seyogyanya saya ketahui dalam kehidupan ini ……..? Dibatas manakah ilmu mulai dan dibtas manakah berhenti……..? Kemanakah saya harus berpaling dari ketidak tahuan ini …….? Apakah kelebihan dan kekurangan ilmu….? “mengetahui kekurangan bukan berarti merendahkan mu ,namun secara sadar memanfaatkan ,untuk terlebih jujur dalam mencintaimu” | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Wed Sep 17, 2008 4:40 pm | |
| Fariduddin Atar bangunlah pada malam hari Dan dia memikirkan tentang dunia ini
Ternyata dunia ini Adalah sebuah peti
Sebuah peti yang besar dan tertutup diatasnya Dan kita manusia berputar putar didalamnya
Dunia sebuah peti yang besar Dan tertutup didalamnya
Dan kita terkurung didalamnya Dan kita berjalan-jalan didalamnya Dan kita bermenung didalamnya Dan kita beranak didalamnya Dan kita membuat peti didalamnya
Dan kita membuat peti Di dalam peti....... | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Wed Sep 17, 2008 5:34 pm | |
| hebatnya orang ber ilmu.......................
........Seorang yang hilang diculik makhluk gaib telah kembali dengan selamat naik bajaj berkat bantuan seorang yang berilmu. ;) | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Thu Sep 18, 2008 7:56 am | |
| APAKAH FILSAFAH
Seseorang yang berfilsafah dapat diumpamakan seorang yang berpijak di bumi sedang tengadah kebintang bintang . Dia ingin mengtahui hakikat dirinya dalam kemestaan galaksi. Atau juga dapat diibratkan seorang yang berdiri dipuncak gunung tinggi, memandang kengarai dan lembah dibawahnya. Dia ingin menyimak kehadiranya dengan kesemestaan yang ditatapnya.
KARAKTERISTIK FILSAFAT
1.sifat menyeluruh ,seorang ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dengan segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin tahu kitan ilmu dengan moral. kaitan ilmu dengan agama. dan apakah ilmu itu membawa kebahagian kepada dirinya.
Kadang kita lihat seorang ilmuwan yang picik,. Ahli fisika memandang rendah kepada ahli ilmu social dll. Sebaiknya para ahli yang berada di bawah tempurung disiplin ilmunya masing masing , tengdah ke bintang bintang dan tercengang…….. lho …..kok masih ada langit lain tempurung kita ……. Berarti kita pun harus menyadari kebodohan kita sendiri “simpul sokretes : yang saya tau, ialah bahwa saya tak tau apa apa” 2..sifat mendasar ,dia tidak lagi percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar . Mengapa ilmu dapat disebut benar? Bagaimana proses penilaian berdasrkan criteria trsb dilakukan? Apkah criteria itu benar? Lalu benar sendiri itu apa? Seperti sebuah lingkaran maka pertanyaan itu melingkar . dan menyusur sebuah lingkaran ,kita harus memulai dari suatu titik ,yang awal dan sekaligus akhir. Lalu bagaimana menentukan suatu awal yang benar?
3.sifat spekulatif Yang terpenting adalah dalam prosesnya, baik dalam analisis maupun pembuktian , kita bias memisahkan spekulasi mana yang dapat diandalkan dan mana yang tidak.
Seorang filsafat adalah menetapkan dasar yang dapat diandalkan, antara lain…..!!!! Apkah yang disebut logis? Apakah yang disebut benar? Apakah yang disebut sahih? Apakah alamini teratur atau kacau? Apakah ini ad tujuannya/absurd? Adakah hokum yang mengatur alam dan segenap sarwa kehidupannya?
Catatan: *Dari rangkaian spekulasi diatas kita dapat memilih buah pikiran yang dapat diandalkan yang merupakan titik awal dari penjelajahan pengetahuan. **tanpa menetapkan criteria tentang apa yang disebut benar maka tidak mungkin pengetahuan lain berkembang diatas kebenaran. ***tanpa menetapkan apa yang disebut baik atau buruk maka kita tidak mungkin berbicra tentang moral ****tanpa wawasan apa yang disebut indah atau jelek tidak mungkin kita berbicra tentang kesenian
Terakhir diubah oleh madi tanggal Thu Sep 18, 2008 8:02 am, total 1 kali diubah | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Thu Sep 18, 2008 7:57 am | |
| PENALARAN
Andi Hakim Nasution, menurut beliau sekiranya binatang memiliki kemampuan menalar. Maka bukan hariamau jawa yang sekarang ini akan dilestarikan supaya jangan punah ,melainkan manusia jawa. Usaha pelestarian ini dipimpin oleh Mentri PPLH (Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup) yang bukan bernama Emil Salim melainkan seekor harimau bergelar Profesor. “ dengan cakarnya ,dengan taringnya ,dengan kekuatannya “demikian ujar ilmuwan yang penuh humor ini. Kemampuan menalar ini menyebabkan manusia mampu mengembangkan pengetahuan yang merupakan rahasia kekuasaan2Nya . Dia mengetahui mana yang benar mana yangsalah, mana …. dst Secara terus menrus dia paksa harus mengambil pilihan ,mana jalan yang benar mana yang salh ,apa yang indah apa…..dst Dalam melakukan pilihan ini manusia berpaling kepada pengetahuan
Hm………… Manusia…… Adalah satu2 nya makhluk yang mengembangkan pengetahuan secra sungguh2. manusia mengembangkan pengetahuan mengtasi kebutuhan kelangsungan hidup. Memikirkan hal2 baru. Bukan hanya sekedar kelangsungan hidup namun lebih dari itu,mengembangkan kebudyaan ;manusia memberi makna kepada kehidupan ;manusia “memanusiakan” diri dalam hidupnya dan masih banyak lagi pernyataan lain.
Sebetulnya binatang juga mengetahui pengetahuan namun pengetahuan ini terbtas untuk kelangsunagn hidupnya (survival) thok……. Kera tau mana buah jambu yang enak , tikus tau mana kucing yang ganas ,tentunya ini diajari sang induknya sampai pengetahuan bahwa kucing itu berbahaya. Tapikan tentunya berbeda dengan tujuan pendidikan manusia karena anak tikus cuman diajari kelangsungan hidup doang……
Pengetahuan mampu dikembangkan manusia ,disebabkan:
1.manusia mempunyai bahasa yang mampu menkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar belakangi informasi tersebut……Bandingkan denagn seekor monyettt…………..pikir dewe!!!!!! 2.manusia mampu mengembankan pengetahuan dengan cepat dan mantap adalh kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu ,secar garis besar cara berfikir ini disebut penalaran. Bandingkan antara seorang professor nuklir dengan anak kecilyang membangun bom atom dari pasir di ply group-nya…… Atau dengan binatang dengan insting yang peka…………. Cobo banding no
Terakhir diubah oleh madi tanggal Thu Sep 18, 2008 8:22 am, total 2 kali diubah | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Thu Sep 18, 2008 7:59 am | |
| Hmmmm …kemiskinan membutku malu untuk belajar !!!!!
Aku malu….. Aku tak punya motor, mobil seperti mereka
Aku malu….. Aku dari kampong……
Aku malu….. Kulitku hitam tak seperti mereka
Aku malu …… Aku gak keren seperti mereka
Aku malu…… Aku takpunya uang saku yang cukup
Aku malu….. Aku tak punya hp 3G seperti mereka
Aku malu……. Tanganku kasar tak sehalus mereka
Aku malu….. aku Naik angkotttttttttt
dan malu2 yang lain....
Hmmmm , Kadang kemiskinan membuat seseorang malu bahkan patah semangat untuk hidup. Manusiawi memang, Karena Aku pun mengalaminya ,tapi apakah harus seperti itu ????
Bagi tuan tuan yang mengalami hal sepeerti itu Mari befikir menggunakan logika ……kita
Logika yang paling sederhana……… Perbandingan orang miskin dan orang kaya Saya ibaratkan ayam kampong dan ayam negri…
1.kalau anda beli ayam dipasar, mahal ayam kampong apa ayam negri? Tentunya ayam kampong dong….. Alasannya…… Ayam kampong memiliki kandungan gizi yang lebih dari pada ayam negri
2.siapakah yang memiliki umur lebih panjang ? Tentunya ayam kampoeng thooo Alasanya,coba kita lihat
Si ayam negri #Bayangkan di peternakan ayam negri ada 1000 ekor ,pada suatu saat mati lampu katkanlah semalem .apa yang akan terjadi????? Banyak yang mati ,kenapa biasa terang jew….. kok tiba2 mati lampu….. mati dong #tiba2 sang pemilik peternkan malez ngumpani sik aym negri itu ,trus dilepas bebas. Apa yang akan terjadi? Paling2 gak itungan jam mereka pada mati …..,kenap biasa diumpani,,,,biasa hidup wuenak kepenak jew……mendingan mati nuhhhhhh
Si ayam kampoeng #tidur di atas pohon ,kena hujan,kena panas,boro2 lampu ……… tetp seger seger aja #makan seaadanya ,harus cari dulu muter muter kliling kampong eeh nemu2 kok cuman cacing ……satu2nya lagi…….apa yang terjadi? Sehat ,kuat, ......udah biasa gak makan coy……..
simpelnya,ayam kampung memiliki daya tahan yang lebih kuat untuk menghadapi hidup dibandingkan ayam negri......pokoke ayam kampung tak perlu diragukan lagi !!!!!
Hmmmm, Dengan perbandingan itu,apakah kita masih harus merasa MALU……….???????
monggo..... yang mau beri motivasi yang lebih shiip.... | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Thu Sep 18, 2008 8:43 am | |
| - dwikoe wrote:
- anak punya dunia sendiri...
biarkan anak tumbuh dan berkembang sesuai dgn kepribadiannya..
kita tdk boleh memaksa dan mendidik anak sesuai yg kita inginkan, karena anak juga punya hak...
kita hanyalah orang yg terlahir lebih dulu dari mereka.. kepribadian .............. ? sesuai yang diinginkan !!!!! sak karepe dewe ngunu ki maksudte duluan dan yang menyusul !!!!! permasalah ini perlu contoh mbak dwikoe.... ngen ora salah sik nanggapi....... contone : memaksa dalam hal apa? | |
| | | dwikoe Camat
Lokasi : cedak kebun Raya Bogor Reputation : 1 Join date : 19.06.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Tue Sep 23, 2008 8:35 pm | |
| memaksa anak mengikuti les tambahan, yg banyak menyita waktu anak... padahal belum tentu si anak suka atau menginginkan
dan hal itu, hanya karena "gengsi" orang tua... | |
| | | gimbik Pengawas
Lokasi : Nori One Reputation : 6 Join date : 04.03.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Sat Sep 27, 2008 8:30 pm | |
| | |
| | | gengstermen KorLap
Lokasi : jogja Reputation : -2 Join date : 08.04.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Mon Sep 29, 2008 5:30 pm | |
| mau lebih tau tentang pendidikan, kunjungi==> www.gengstermen.peperonity.com | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Fri Oct 17, 2008 12:25 pm | |
| - dwikoe wrote:
- memaksa anak mengikuti les tambahan, yg banyak menyita waktu anak...
padahal belum tentu si anak suka atau menginginkan
dan hal itu, hanya karena "gengsi" orang tua... suabar ndisik....... | |
| | | Wonosingo Ngali Kidul Pengawas
Lokasi : Gunungkidul Reputation : 20 Join date : 06.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Fri Oct 17, 2008 3:40 pm | |
| - madi wrote:
- dwikoe wrote:
- memaksa anak mengikuti les tambahan, yg banyak menyita waktu anak...
padahal belum tentu si anak suka atau menginginkan
dan hal itu, hanya karena "gengsi" orang tua... suabar ndisik....... Yo bener, pendidikan formal dan ilmu adalah di ibaratkan seperti 2 mata pedang. Untuk pendidikan formal di mata masyarakat lebih bagus dan harus d tunutt dengan embel2 status. Dan syaratnya pendidikan formal mengeluarkan uang banyak tapi timbal balik harus ada. Dan ilmu, adalah hal yang tak perlu di tuntut, karena pandangan masyarakat ilmu tidak akan menghasilkan dengan segera harta dan dunia nyata. Ilmu itu berbelit2 dan susah serta menuntut pembelajaran yang lama dan penuh kesabaran. Untuk dana ilmu membutuhkan tapi untuk hasilnya tidak di pikirkan, apakah mendapatkan ilmu itu akan dapet harta atau tidak. Orang yg berilmu hati dan jiwanya akan tenang walau dia miskin harta, tapi pola pikir dan cara pandang menembus ke depan tak terbatas. | |
| | | siwid Donatur
Lokasi : nomaden Reputation : 21 Join date : 04.04.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Fri Nov 07, 2008 11:26 am | |
| - gengstermen wrote:
- mau lebih tau tentang pendidikan, kunjungi==> www.gengstermen.peperonity.com
pendidikan opo kie? ;) | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Tue Nov 18, 2008 12:15 am | |
| - Wonosingo Ngali Kidul wrote:
- madi wrote:
- dwikoe wrote:
- memaksa anak mengikuti les tambahan, yg banyak menyita waktu anak...
padahal belum tentu si anak suka atau menginginkan
dan hal itu, hanya karena "gengsi" orang tua... suabar ndisik....... Yo bener, pendidikan formal dan ilmu adalah di ibaratkan seperti 2 mata pedang.
Untuk pendidikan formal di mata masyarakat lebih bagus dan harus d tunutt dengan embel2 status. Dan syaratnya pendidikan formal mengeluarkan uang banyak tapi timbal balik harus ada.
Dan ilmu, adalah hal yang tak perlu di tuntut, karena pandangan masyarakat ilmu tidak akan menghasilkan dengan segera harta dan dunia nyata. Ilmu itu berbelit2 dan susah serta menuntut pembelajaran yang lama dan penuh kesabaran. Untuk dana ilmu membutuhkan tapi untuk hasilnya tidak di pikirkan, apakah mendapatkan ilmu itu akan dapet harta atau tidak. Orang yg berilmu hati dan jiwanya akan tenang walau dia miskin harta, tapi pola pikir dan cara pandang menembus ke depan tak terbatas. memang disaat ini, dikota-kota besar terutama bagi keluarga yang kedua ortunya kerja, memilih memberikan tambahan pelajaran (les) untuk sang anak baik disokah maupun dilembaga pendd yang lain. mereka beralasan: * dari pd klayapan gak karuan sambil nunggu ortu plng lbh baik lez * diberlakukannya standar kelulusan baik SD >>> * malez blj dirumah * biar pinter ntar jadi dokter * dirumah nonton TV + main game trus pasti banyak alsan yang akan muncul......!!!!!!!!!!! saya kira semua ortu ingin memberikan yang " TERBAIK" bagi anak-anaknya. timbul pertanyaan , apakah yang terbaik bagi anak saya?
ortu yang bijak slalu berkomunikasi dengan sang buah hati, mengetahui kekurngan dan kelebihan ,kebutuhan dan kemauan,dll kalau memang ortu sebagai sistem control sudah mempertimbangkan sebab akibat ,saya kira itu sudah keputusan yang bijak" dengan syarat tanpa mengabaikan daya kritis sang anak" ................................. untuk pendidikan agama, saya kira ini harus disodorkan kepada anak baik anak itu mau ataupun tidak mau kenapa harus dipaksakan, pendidikan agama sebagai pondasi bagi sang anak untuk menjalani hidup, tak memandang dia nantinya jd petani ataupn pejabat. agama jadikan tolak ukur benar ap salah, agama mengenalkan kepda sp dia harus bersandar ... dll sptn kutipan yang dituliskan kang wono.s - Quote :
- Orang yg berilmu, hati dan jiwanya akan tenang walau dia miskin harta, tapi pola pikir dan cara pandang menembus ke depan tak terbatas.
| |
| | | Wonosingo Ngali Kidul Pengawas
Lokasi : Gunungkidul Reputation : 20 Join date : 06.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Fri Dec 05, 2008 12:08 pm | |
| Bener di sepakat aku...ning sakiki ki wis jarang sing gelem nindake maneh.........
Tulung mas mod...pindahke Tread iki ning Pendidikan wae... | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Sun Dec 21, 2008 12:30 am | |
| - dwikoe wrote:
- bagaimana dgn masa kanak2 yang krn tuntutan sudah dijejali dgn macem2 pelajaran..
sehingga mereka kehilangan kesempatan bermain serta hak2 nya...??? - Quote :
- memaksa anak mengikuti les tambahan, yg banyak menyita waktu anak...
padahal belum tentu si anak suka atau menginginkan
dan hal itu, hanya karena "gengsi" orang tua... mungkin ad yang mau menambahkan....... | |
| | | dewalangit Officer
Lokasi : Jl.jogja-wnsari km 20 Patuk.Dhaksinargha Bhumikarta. Reputation : 39 Join date : 20.07.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Sun Dec 21, 2008 10:28 pm | |
| | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Wed Jan 14, 2009 3:45 am | |
| Motivasi Belajar
Teori Kebutuhan Maslow, termasuk konsep aktualisasi diri yang ia definisikan sebagai keinginan untuk mewujudkan kemampuan diri atau “keinginan untuk menjadi apapun yang seseorang mampu untuk mencapainya.”. Aktualisasi diriditandai dengan penerimaan diri dan orang lain, spontanitas, keterbukaan, hubungan dengan orang lain yang relatif dekat dan demokratis, kreativitas, humoris, dan mandiri—pada dasarnya, memiliki kesehatan mental yang bagus atau sehat secara psikologis. Maslow menempatkan perjuangan untuk aktualisasi diri pada puncak hierarki kebutuhannya, hal ini berarti bahwa pencapaian dari kebutuhan paling penting ini bergantung padapemenuhan seluruh kebutuhan lainnya. Kesukaran untuk memenuhi kebutuhanini di akui oleh Maslow, yang memperkirakan bahwa lebihsedikit dari 1 persen orang dewasa yang mencapai aktualisasi diri. Implikasi Teori Maslow dalam Pendidikannya untuk belajar. Pentingnya teori kebutuhan maslow dalam pendidikan terletak dalam hubungan antara kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh. Jelas bahwa siswa yang sangat lapar atau yang dicekam bahaya akan memiliki energi psikologis yang kecil yang dapat dikerahkan. Dengan kata lain ia hampir tidak memiliki motivasi belajar. Sekolah dan lembaga pemerintahan menyadari bahwa apabila kebutuhan dasar siswa tidak dipenuhi, belajar akan terganggu. Dalam kondisi seperti ini, sekolah atau pemerintah dapat mengatasinya dengan menyediakan program makan pagi danmakan siang gratis. Di sekolah, kebutuhan dasar paling penting adalah kebutuhan akan kasih sayang dan harga diri. Siswa yang tidak memiliki perasaan bahwa mereka dicintai dan mereka mampu, kecil kemungkinannya memiliki motivasi belajar yang kuat untuk mencapai perkembangan ke tingkatnya yang lebih tinggi. Sebagai misal, pencarian pengetahuan dan pemahaman atas upaya mereka sendiri atau kreativitas dan keterbukaan untuk ide-ide baru yang merupakan karakteristik orang-orang yang mencapai aktualisasi diri.Siswa yang tidak yakin bahwa mereka dapat dicintai atau tidak yakin dengan kemampuannya sendiri akan cenderung untuk membuat pilihan yang aman: BERGABUNG DENGAN KELOMPOKNYA, BELAJAR HANYA UNTUK TES TANPA ADA MINAT UNTUK MENGEMBANGKAN IDE-IDE, MENULIS KARANGAN YANG TIDAK KREATIF, DAN SEBAGAINYA. Guruyang berhasil membuat siswa merasa senang dan membuat mereka merasa diterima dan dihormati sebagai individu, lebih besar peluangnya untuk membantu mereka menjadi bersemangat untuk belajar demi pembelajaran dan kesediaan berkorban untuk menjadi kreatif dan terbuka terhadap ide-ide baru. Apabila siswa dikehendaki menjadi pelajar yang mandiri, mereka harus yakin bahwa guru akan merespon secara adil dan konsisten kepada mereka dan bahwa mereka tidak akan ditertawakan atau dihukum karena murni berbuat kekeliruan. | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Wed Jan 14, 2009 3:50 am | |
| Motivasi Belajar dan Teori Kepribadian Kata motivasi digunakan untuk mendeskripsikan suatu dorongan, kebutuhan atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Orang dapat termotivasi makan apabila sedang lapar, pergi ke mall hari ini, mendapatkan nilai IPS yang lebih baik semester ini, atau memperbaiki kondisi lingkungan hidup di sekitar rumah tinggal mereka. Dengan kata lain, kata motivasi dapat dikenakan pada perilaku dalam suatu ragam atau rentang situasi yang sangat luas. Seseorang menggunakan konsep motivasi untuk memerikan suatu kecendrungan umum yang mendorong ke arah jenis tujuan tertentu. Dalam pengertian ini, motivasi sering di pandang sebagai karakteristik kepribadian yang relatif stabil. Sejumlah orang termotivasi untuk berprestasi, sebagian yang lain termotivasi untuk bergaul dengan orang lain dan mereka menyatakan motivasi ini dalam berbagai cara yang berbeda. Motivasi sebagai suatu karakteristik yang stabil merupakan konsep yang agak berbeda dari motivasi untuk melakukan sesuatu yang spesifik dalam situasi tertentu. Sebagai misal, seseorang dapat dimotivasi untuk makan apabila telah cukup lapar (motivasi situsional), namun sejumlah orang umumnya lebih tertarik pada makanan daripada yang lain (motivasi sebagai suatu karakteristik pribad atau motivasi kepribadian). Hal ini tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa motivasi situsional dan motivasi kepribadian tidak berhubungan. Motivasi sebagai sutu karakteristik pribadi (motivasi kepribadian) sebagian besar merupakan hasil dari sejarah seseorang (motivasi situsional). Lihat juga Motivasi Belajar dan Teori Atribusi Sebagai contoh, anak-anak yang dipuji oleh orang tua dan guru mereka karena menunjukkan minat terhadap lingkungan di sekitar mereka, berhasil di sekolah, membaca cukup baik dan menikmati membaca, dan menemukan isi buku yang menarik dan berguna, mereka akan mengembangkan suatu cinta belajar sebagai suatu ciri kepribadian umum dan akan membaca serta belajar meskipun tidak ada seorangpun mendorong mereka untuk melakukan hal itu. Bagaimanapun juga, ciri kepribadian ini merupakan hasil sejarah panjang dari motivasi situsional untuk belajar, McCombs, 1991. Hal ini mengandung arti bahwa apabila, karena terjadi suatu sejarah yang sangat berbeda dari sejarah yang baru saja dicontohkan di atas, misalnya ada seorang anak yang gagal untuk mengembangkan perasaan cinta untuk belajar sebagai suatu karakteristik pribadi, maka cinta belajar itu masih dapat ditanamkan pada diri anak itu dan kemudian menjadi kepribadian anak itu. Sebagai misal, banyak anak-anak yang berasal dari keluarga di mana belajar tidak dihargai tinggi dan di mana orang-orang dewasa sedikit membaca, tidak mengembangkan rasa cinta belajar sebesar rasa cinta belajar anak-anak yang berasal dari keluarga yang lebih berorientasi pada prestasi dan membaca. Meskipun demikian pengalaman sekolah positip dan dorongan guru untuk belajar, rasa ingin tahu, dan membaca, pada waktunya dapat mengatasi kekurangan dorongan atau model di rumah dan mengembangkan rasa cinta belajar hampir seperti setiap anak yang lain. Oleh karena itu apabila kita berbicara tentang motivasi sebagai suatu karakteristik pribadi, penting untuk berbagai macam tatanan (aturan) dan sulit diubah dalam waktu singkat. Kata kunci: motivasi belajar, teori kepribadian, motivasi situsional, motivasi kepribadian, guru, minat
| |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Wed Jan 14, 2009 3:55 am | |
| Motivasi Belajar dan Teori Perilaku (Bandura)
Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan prinsipMbahwa perilaku yang memperoleh penguatan (reinforcement) di masa lalu lebih memiliki kemungkinan diulang dibandingkan dengan perilaku yang tidak memperoleh penguatan atau perilaku yang terkena hukuman (punishment). Dalam kenyataannya, daripada membahas konsep motivasi belajar, penganut teori perilaku lebih memfokuskan pada seberapa jauh siswa telah belajar untuk mengerjakan pekerjaan sekolah dalam rangka mendapatkan hasil yang diinginkan (Bandura, 1986 da Wielkeiwicks, 1995). Mengapa sejumlah siswa tetap bertahan dalam menghadapi kegagalan sedang yang lain menyerah? Mengapa ada sejumlah siswa ang bekerja untuk menyenangkan guru, yang lain berupaya mendapatkan nilai yang baik, dan sementara itu ada yang tidak berminat terhadap bahan pelajaran yang seharusnya mereka pelajari? Mengapa ada sejumlah siswa mencapai hasil belajar jauh lebih baik dari yang diperkirakan berdasarkan kemampuan mereka dan sementara itu ada sejumlah siswa mencapai hasil belajar jauh lebih jelek jika dilihat potensi kemampuan mereka? Mengkaji penguatan yang telah diterima dan kapan penguatan itu diperoleh dapat memberikan jawaban atas pertanyaan di atas, namun pada umumnya akan lebih mudah meninjaunya dari sudut motivasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan. | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Wed Jan 14, 2009 3:57 am | |
| Penghargaan (Reward) dan Penguatan (Reinforcement)Suatu alasan mengapa penguatan yang pernah diterima merupakan penjelasan yang tidak memadai untuk motivasi karena motivasi belajar manusia itu sangat kompleks dan tidak bebas dari konteks (situasi yang berhubungan). Terhadap binatang yang sangat lapar kita dapat meramalkan bahwa makanan akan merupakan penguat yang sangat efektif. Terhadap manusia, meskipun ia lapar, kita tidak dapat sepenuhnya yakin apa yang merupakan penguat dan apa yang bukan penguat, karena nilai penguatan dari penguat yang paling potensial sebagian besar ditentukan oleh faktor-faktor pribadi dan situsional.
Penentuan Nilai dari Suatu Insentif
Ilustrasi berikut menunjukkan poin penting: nilai motivasi belajar dari suatu insentif tidak dapat diasumsikan, karena nilai itu dapat bergantung pada banyak faktor (Chance, 1992). Pada saat guru mengatakan “Saya ingin kamu semua mengumpulkan laporan buku pada waktunya karena laporan itu akan diperhitungkan dalam menentukan nilaimu,” guru itu mungkin mengasumsikan bahwa nilai merupakan insentif yang efektif untuk siswa pada umumnya. Tetapi bagaimanapun juga sejumlah siswa dapat tidak menghiraukan nilai karena orang tua mereka tidak menghiraukannya atau mereka memiliki catatan kegagalan di sekolah dan telah mengambil sikap bahwa nilai itu tidak penting. Apabila guru mengatakan kepada seorang siswa, “Pekerjaan yang bagus! Saya tahu kamu dapat mengerjakan tugas itu apabila kamu mencobanya!” Ucapan ini dapat memotivasi seorang siswa yang baru saja menyelesaikan suatu tugas yang ia anggap sulit namun dapat berarti hukuman (punishment) bagi siswa yang berfikir bahwa tugas itu mudah (karena pujian guru itu memiliki implikasi bahwa ia harus bekerja keras untuk menyelesaikan tugas itu). Seringkali sukar menentukan motivasi belajar siswa dari perilaku mereka karena banyak motivasi yang berbeda dapat mempengaruhi perilaku. Kadang-kadang suatu jenis motivasi jelas-jelas menentukan perilaku, tetapi pada saat yang lain, ada motivasi lain yang berpengaruh (mempengaruhi) terhadap perilaku belajar siswa. Kata Kunci: Motivasibelajar, teori pembelajaran perilaku, penguatan, reinforcement, hukuman,punishment, siswa, guru, sekolah, Bandura, hasil belajar, kebutuhan.
| |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Wed Jan 14, 2009 4:02 am | |
| Motivasi Belajar dan Teori Disonan Kognitif serta Implikasinya dalam Pendidikan
Kebutuhan untuk mempertahankan gambaran diri positif merupakan suatu motivator yang kuat, Covington: 1984. Banyak dari perilaku kita yang diarahkan menuju pemenuhan standar pribadi diri kita sendiri. Sebagai misal, apabila kita yakin bahwa kita adalah orang baik dan jujur, maka kita cenderung berbuat baik dan jujur meskipun apabila tidak ada orang yang memperhatikan, karena kita ingin mempertahankan gambaran diri positif. Apabila kita yakin mampu dan cerdas kita akan mencoba untuk memuaskan diri kita sendiri bahwa kita telah berperilaku cerdas dalam situasi pencapaian hasil kerja. Tetapi bagaimanapun juga, kenyataan hidup kadang-kadang memaksa kita berada di dalam situasi di mana perilaku atau keyakinan kita bertentangan dengan gambaran diri positif kita atau konflik dengan perilaku atau keyakinan orang ain. Sebagai misal, seorang siswa yang ketahuan menyontek dalam suatu tes dapat membenarkan perilakunya dengan menyatakan (dan malah yakin) bahwa “setiap siswa lain melakukan” atau “guru memberikan tes yang tidak adil, sehingga saya merasa tidak bersalah kalau menyontek” atau menyangkal bahwa ia menyontek (dan benar-benar meyakini kebohongannya)., meskipun banyak sekali bukti yang menyatakan sebaliknya.
Teori psikologi yang menjelaskan tentang perilaku, penjelasan dan alasan yang digunakan untuk mempertahankan gambaran diri positif disebut teori disonan kognitif atau cognitive dissonance theory (Festinger, 1957). Teori ini mengatakan bahwa orang akan mengalami ketegangan atau ketidaknyamanan apbila nilai atau keyakinan yang dipegang secara kuat tidak cocok dengan atau tertantang oleh keyakinan atau perilaku yang tidak konsisten secara psikologis. Untuk mengatasi ketidaknyamanan ini mereka dapat mengubah perilaku atau keyakinan mereka, atau mereka dapat mengembangkan pembenaran atau alasan yang mengatasi ketidakkonsistenan ini. | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Wed Jan 14, 2009 4:06 am | |
| Implikasi teori disonan kognitif dalam pendidikan
Di dalam tatanan pendidikan, teoridisonan kognitif sering berlaku pada saat siswa menerima umpan balik yang tidak menyenangkan atas kinerjaakademik mereka. Sebagai misal, Tina biasanya mendapatkan nilai bagus tetapi kali ini mendapatkan nilai 50 untuk kuis tertentu. Nilai ini tidak konsisten dengan Gambaran dirinya sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman. Untuk mengatasiketidaknyamanan ini, Tina dapat memutuskan untuk belajar lebih giat lagi untuk meyakinkan bahwa lain kali ia tidak akan mendapatkan nilai yang rendah lagi. DiLain pihak ia bisa saja mencoba membenarkan nilai rendah itu dengan berbagai alasan: “Pertanyaan-pertanyaan kuisnya mengandung jebakan. Saya tidak sedang merasa sehat. Guru tidak memberi tahu terlebih dahulu akan adanya kuis. Saya tidak sungguh-sungguh mengerjakannya. Udaranya terlalu panas,“ dan berbagai alasan lainnya. Alasan ini akan membantu Tina mempertanggungjawabkan nilai 50 itu. Bila ia kemudian masih mendapatkan sederet nilai jelek lainnya, mungkin ia akan berkilah bahwa ia tidak pernah mengerjakan kuis mata pelajaran ini sejelek ini, atau guru itu pilih kasih pada anak laki-laki, atau guru itu pelit memberi nilai. Semua perubahan dalam pendapat dan alasan ini diarahkan untuk menghindari suatu pasangan situasi tidak konsisten dan tidak enak, yaitu: “Saya adalah siswa yang baik” dan “Saya berbuat jelek di kelas, ini merupakan kesalahan saya sendiri.” | |
| | | madi Koordinator
Lokasi : cijantung Reputation : 2 Join date : 24.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Wed Jan 14, 2009 4:10 am | |
| DUNIA PENDIDIKAN GUNUNGKIDUL Kang aku njaluk tulung, nek ngasih posting jo dowo2.Thanks... Mod.. | |
| | | Wonosingo Ngali Kidul Pengawas
Lokasi : Gunungkidul Reputation : 20 Join date : 06.05.08
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Thu Mar 19, 2009 10:48 am | |
| - madi wrote:
DUNIA PENDIDIKAN GUNUNGKIDUL Dunia pendidikan ning GK tak kiro yo apik jek..........Sing wong pendidikan ki endi yo kok ra ono sing sharing ning kene, gek mbahas bareng........ Aku yo ben entuk wewarahan kepiye to pendidikan sing bener........Nek di diskusikan kan paling ora entuk pencerahan... MOnggo 2 | |
| | | lisol KorLap
Lokasi : rongkop Reputation : 1 Join date : 30.03.09
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan Tue May 05, 2009 10:13 am | |
| | |
| | | Sponsored content
| Subyek: Re: (Share) Pendidikan | |
| |
| | | | (Share) Pendidikan | |
|
Similar topics | |
|
| Permissions in this forum: | Anda tidak dapat menjawab topik
| |
| |
| |
|