- Temperatur udara di DIY dan sekitarnya akan dirasakan dingin dalam jangka waktu relatif lama, terutama pada malam hari. Bahkan pada Agustus mendatang, diprediksikan temparatur udara akan terasa kian dingin, seiring dengan memasuki puncak musim kemarau. Prediksi ini dikemukakan Kasubsi Meteo Lanud Adisutjipto, Kapten (Sus) Subakir kepada KR, Minggu (27/7) terkait dengan kondisi cuaca terakhir. ”Rasa dingin ini sebetulnya biasa terjadi pada musim kemarau,” ujarnya.
Sejauh ini temperatur udara di DIY dan sekitarnya dirasakan sangat dingin oleh banyak warga. Banyak warga yang berhati-hati terhadap menurunnya temperatur udara, terutama pada malam hari, sehingga tidak terserang penyakit karena daya tahan menurun.
Menurut Subakir, untuk saat ini temperatur terendah antara 19-20 derajat Celcius, sedangkan temperatur tertinggi 32-33 derajat Celcius. Biasanya temperatur tertinggi 36-37 derajat celcius.
Dikemukakan, pada saat musim kemarau, temperatur yang dirasakan pada siang hari sangat panas, namun pada sore-malam-pagi, sangat dingin. Rasa dingin ini terjadi karena memang pada musim kemarau sangat jarang perawanan. ”Awan tersebut sebetulnya memantulkan pancaran panas kembali ke bumi. Sehingga saat musim hujan, justru suhu terasa panas,” ujarnya.
Sedangkan saat musim kemarau, karena jarang awan, maka pancaran panas di permukaan bumi langsung ke angkasa, tidak lagi dipantulkan oleh awan. ”Jadi saat puncak musim kemarau, di mana jarang ada awan, justru suhu udara akan semakin dingin,” ujarnya.
Ditambahkan Subakir, kemarau kali ini diprediksi cukup lama. Musim hujan diperkirakan akan mulai pada Desember mendatang. Sehingga suasana dingin ini diperkirakan akan berlangsung cukup lama.
Subakir mengingatkan, pada kondisi temperatur dingin ini, perlu kewaspadaan masyarakat. Daya tahan tubuh perlu ditingkatkan, seiring dengan menurunnya suhu udara. Selain itu, banyaknya debu akibat kelembaban udara yang menurun, juga perlu diwaspadai.
Sebelumnya, seperti diberitakan KR, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dr Choirul Anwar MKes mengingatkan, dalam musim kemarau saat ini, dengan hawa yang cukup dingin di malam hari dan banyak debu di siang hari, sangat berpotensi terhadap munculnya penyakit. ”Terdapat 3 jenis penyakit yang rawan terjadi pada musim seperti ini, yaitu ISPA, diare khususnya pada anak usia di bawah 6 bulan serta penyakit mata beleken. Pada Juli ini, pasien dengan keluhan seperti itu memang meningkat jumlahnya,” ujar Choirul.