KENAPA KEPERAWANAN DISOAL, TAPI KEPERJAKAAN TIDAK?

Di saat orang mendengar perihal ketidak perawanan, masyarakat seakan-akan mengalami sebuah zaman yang disebut tidak bermoral.

Namun menurut Nori Andriyani, penulis buku “Jakarta Uncovered: Membongkar Kemaksiatan, Membangun Kesadaran Baru”, penelitian yang menyebutkan hampir separuh dari para gadis remaja sudah hilang kegadisannya merupakan sebuah usaha yang mencoba untuk melanggengkan sistem patriarki.

Di mana menurut Nori, sistem kekuasaan dalam masyarakat selalu didominasi laki-laki. Perempuan hanya memiliki sedikit pengaruh dalam masyarakat, atau bisa dikatakan tidak memiliki hak pada wilayah-wilayah umum dalam masyarakat.

“Penelitian itu jelas bias, karena penelitian itu memojokkan perempuan. Coba lihat kenapa selalu keperawanan perempuan yang dipermasalahkan, kok tidak keperjakaan lelaki,” ungkap Nori kepada okezone, belum lama ini.

Dikatakan Nori, dalam keluarga maupun masyarakat perempuan diletakkan pada posisi subordinat atau inferior. Masyarakat yang menganut sistem patriarki meletakkan perempuan hanya pada wilayah domestik. Sehingga, penelitian tersebut sudah tidak bisa meletakkan persoalan secara proporsional.

“Jelas dari situ sudah tidak imbang. Penelitian itu masih mempertahankan patriarki. Seharusnya mereka merubah cara berpikir lama yang memposisikan perempuan melulu menjadi objek dari penelitian,” kata dia.

Bahkan lelaki dengan leluasa dan tidak pernah merasa bersalah saat kehilangan keperjakaannya. Padahal, keperawanan gadis yang hilang disebabkan ulah para lelaki.

“Para lelaki tidak pernah ditanyakan dan tidak merasa sedih ataupun risau karena keperjakaannya sudah tiada,”ungkapnya.

Dia pun mengkritik hasil penelitian yang jelas telah merugikan perempuan. Pertama, mayoritas perempuan adalah korban dari kemiskinan struktural. Kedua, para peneliti tidak melihat efek negatif yang melanda para remaja perempuan.

Maka menurut Nori, harus ada jalan keluar supaya persoalan keperawanan dan keperjakaan remaja tidak mudah hilang. Semua pihak terumata orangtua harus memberi pendidikan secara dini, terlebih pada anak lelaki.

“Kita harus mendidik anak-anak lelaki agar dapat menghargai dan menghormati perempuan. Bahwa perempuan sama nilainya dengan lelaki. Bahwa perempuan bukan hanya makhluk yang hanya bertugas memproduksi manusia, mengurus anak dan rumah tangga,” kata dia.

“Aspek penting lain dalam pendidikan anak lelaki kita adalah soal seks. Kita harus mengajarkan kepada anak lelaki kita untuk menghargai seks dengan penuh tanggung jawab. Terkait erat dengan pertumbuhan seksual anak lelaki yang bertanggung jawab tentang keperjakaan lelaki. Ini masalah yang masih tabu dibicarakan. Dalam dunia remaja lelaki yang macho, besar kemungkinan akan adanya tekanan dari teman lelakinya untuk anak tersebut melepaskan keperjakaannya,” papar Nori.

Nori bahkan punya pengalaman saat dia remaja, sebagian teman-temannya membanggakan diri apabila sudah melakukan hubungan seks, termasuk seks bayaran dengan perempuan. “Juga tentang bagaimana teman-temannya mengerjainya dengan menjebaknya untuk dirayu perempuan yang sudah dibayar teman-temannya,”tutupnya.

forumkompas

karena lakilaki tuh disiapkan tuk poligami...jd keperjakaan bukan ukuran apa apa. ukurane mung gede karo cilik, dhawa apa cendhak....lha wanita diukur dari keperawanannyalah kebagusan akhlaknya....

Asmaraningtyas wrote:

karena lakilaki tuh disiapkan tuk poligami...jd keperjakaan bukan ukuran apa apa. ukurane mung gede karo cilik, dhawa apa cendhak....lha wanita diukur dari keperawanannyalah kebagusan akhlaknya....

Hora ngomong ukuran As...

suryanto SL wrote:

Asmaraningtyas wrote:

karena lakilaki tuh disiapkan tuk poligami...jd keperjakaan bukan ukuran apa apa. ukurane mung gede karo cilik, dhawa apa cendhak....lha wanita diukur dari keperawanannyalah kebagusan akhlaknya....

Hora ngomong ukuran As...

ah mbh as gawe wetengku atoz

adrianGP wrote:

suryanto SL wrote:

Asmaraningtyas wrote:

karena lakilaki tuh disiapkan tuk poligami...jd keperjakaan bukan ukuran apa apa. ukurane mung gede karo cilik, dhawa apa cendhak....lha wanita diukur dari keperawanannyalah kebagusan akhlaknya....

Hora ngomong ukuran As...

ah mbh as gawe wetengku atoz

hiyo mas, mbah as salah tonpo iku...

Menurut saya, lelaki itu berbeda dengan perempuan. Jika perempuan memiliki selaput dara yang akan koyak jika di koyak, maka lelaki tidak memiliki selaput perjaka yang akan koyak jika di koyak. Sehingga dengan demikian, keperjakaan adalah tidak relevan pada lelaki. Seandainya ada keperjakaan pada lelaki, begitu mudah hilang keperjakaan lelaki, bahkan oleh dirinya sendiri tanpa harus keberadaan perempuan pengkoyak selaput perjaka.

jadi apakah menjadi lelaki itu enak ? Menurut saya, tergantung anda mendefinisikan apa itu enak dan dari mana anda melihat sebuah sudut pandang. Sudut pandang saya adalah, lelaki pun memiliki selaput dara, sehingga dengan demikian, lelaki yang memiliki selaput dara, memiliki hak untuk mengoyak selaput dara, dan jg memiliki kewajiban menjaga selaput dara. Sekali lagi, anda baiknya melihat dari beberapa titik sudut pandang untuk memahami nya.

suryanto SL wrote:

hiyo mas, mbah as salah tonpo iku...

ora isa...wong aku ngerti kanthi yakin ndi barange prawan ndi barange joko kok isa nganti salah tampa...ora mungkin...tur meneh aku mung terima barangya perawan....kok

adrianGP wrote:

Menurut saya, lelaki itu berbeda dengan perempuan. Jika perempuan memiliki selaput dara yang akan koyak jika di koyak, maka lelaki tidak memiliki selaput perjaka yang akan koyak jika di koyak. Sehingga dengan demikian, keperjakaan adalah tidak relevan pada lelaki. Seandainya ada keperjakaan pada lelaki, begitu mudah hilang keperjakaan lelaki, bahkan oleh dirinya sendiri tanpa harus keberadaan perempuan pengkoyak selaput perjaka.

jadi apakah menjadi lelaki itu enak ? Menurut saya, tergantung anda mendefinisikan apa itu enak dan dari mana anda melihat sebuah sudut pandang. Sudut pandang saya adalah, lelaki pun memiliki selaput dara, sehingga dengan demikian, lelaki yang memiliki selaput dara, memiliki hak untuk mengoyak selaput dara, dan jg memiliki kewajiban menjaga selaput dara. Sekali lagi, anda baiknya melihat dari beberapa titik sudut pandang untuk memahami nya.

Selaput dara lelaki kaya apa mas....???

sundul dhisik...

widjiume wrote:

adrianGP wrote:

Menurut saya, lelaki itu berbeda dengan perempuan. Jika perempuan memiliki selaput dara yang akan koyak jika di koyak, maka lelaki tidak memiliki selaput perjaka yang akan koyak jika di koyak. Sehingga dengan demikian, keperjakaan adalah tidak relevan pada lelaki. Seandainya ada keperjakaan pada lelaki, begitu mudah hilang keperjakaan lelaki, bahkan oleh dirinya sendiri tanpa harus keberadaan perempuan pengkoyak selaput perjaka.

jadi apakah menjadi lelaki itu enak ? Menurut saya, tergantung anda mendefinisikan apa itu enak dan dari mana anda melihat sebuah sudut pandang. Sudut pandang saya adalah, lelaki pun memiliki selaput dara, sehingga dengan demikian, lelaki yang memiliki selaput dara, memiliki hak untuk mengoyak selaput dara, dan jg memiliki kewajiban menjaga selaput dara. Sekali lagi, anda baiknya melihat dari beberapa titik sudut pandang untuk memahami nya.

Selaput dara lelaki kaya apa mas....???

takono bh ass yu!!!

Sundul dhisik...

wong lanang kok yo ra ketok yo nek wes ra joko

wong wedok ya ra kethok kok nek wis ra prawan....

kok saget mbh,,seng marai mboten ketok napane,,biasane angger raine wes pucet tros awak e bedo koyone wes ora pra one mbh

teori gon...mbahmu putri sing kebrojolan ping pindho we dinggo wis suwe we nek rep kanggo sih angel ditembus kok...kaya sih prawan.....

adrianGP wrote:

wong lanang kok yo ra ketok yo nek wes ra joko

Iye, akhirnya mereka bebas untuk menagih bukti cinta pada seorang perempuan, seperti seks bebas. Giliran suruh tanggung jawab kab ur

Asmaraningtyas wrote:

teori gon...mbahmu putri sing kebrojolan ping pindho we dinggo wis suwe we nek rep kanggo sih angel ditembus kok...kaya sih prawan.....

ger- ger ger..
aku keri wae.. koment ne..

widjiume wrote:

adrianGP wrote:

wong lanang kok yo ra ketok yo nek wes ra joko

Iye, akhirnya mereka bebas untuk menagih bukti cinta pada seorang perempuan, seperti seks bebas. Giliran suruh tanggung jawab kab ur

aku ora lo yu,,,aku tanggung jawab ko

gerrrrrrrrr.......................

adrianGP wrote:

widjiume wrote:

adrianGP wrote:

wong lanang kok yo ra ketok yo nek wes ra joko

Iye, akhirnya mereka bebas untuk menagih bukti cinta pada seorang perempuan, seperti seks bebas. Giliran suruh tanggung jawab kab ur

aku ora lo yu,,,aku tanggung jawab ko

percoyo mas...

Lha nek wong wedhok kan ketok perawan opo ora... Iso di delok secara fisik... Lha nek wong lanang... Hakakaka lha pie le ngerti... Wong ra nono bedane.... Gek nek diguwak neng WC kae isih diarani perawan ra yo wong lanang.... Nek ora yo berarti aku iso dipastikan.... Hakakaka

widjiume wrote:

adrianGP wrote:

widjiume wrote:

adrianGP wrote:

wong lanang kok yo ra ketok yo nek wes ra joko

Iye, akhirnya mereka bebas untuk menagih bukti cinta pada seorang perempuan, seperti seks bebas. Giliran suruh tanggung jawab kab ur

aku ora lo yu,,,aku tanggung jawab ko

percoyo mas...

cocok

adrianGP wrote:

widjiume wrote:

adrianGP wrote:

wong lanang kok yo ra ketok yo nek wes ra joko

Iye, akhirnya mereka bebas untuk menagih bukti cinta pada seorang perempuan, seperti seks bebas. Giliran suruh tanggung jawab kab ur

aku ora lo yu,,,aku tanggung jawab ko

lha wong kena gopyokan yow mesti kudu tanggung jawab nuw..

masipoeng wrote:

adrianGP wrote:

widjiume wrote:

adrianGP wrote:

wong lanang kok yo ra ketok yo nek wes ra joko

Iye, akhirnya mereka bebas untuk menagih bukti cinta pada seorang perempuan, seperti seks bebas. Giliran suruh tanggung jawab kab ur

aku ora lo yu,,,aku tanggung jawab ko

lha wong kena gopyokan yow mesti kudu tanggung jawab nuw..

huss,,ora je,,,!! cinta suci ko