Cegah HIV/AIDS dengan “ABCDE”
Oleh arixs
Senin, 17-April-2006, 14:20:46
Apa yang terlintas dalam pikiran Anda bila mendengar HIV (Human Immunodeficiency Virus), virus yang menggerogoti sistem kekebalan tubuh manusia? Seperti kebanyakan orang, pada awalnya pikiran saya langsung merespons: “mengerikan”, “menakutkan”, “jauh-jauh deh…”, dan banyak lagi ekspresi yang membuat saya ngeri.
Sekarang ini, setelah saya mengetahui cukup banyak tentang HIV/AIDS, ternyata virus itu masih “menakutkan”. Coba Anda bayangkan jika kita terinfeksi HIV ini, sistem kekebalan tubuh kita bisa berkurang, sehingga sangat mudah terserang penyakit dan menyebabkan kita berada dalam kondisi kronis. Penyakit seperti flu, diare, infeksi saluran pernapasan merupakan penyakit umum terjadi. Bila telah sampai pada stadium AIDS, dapat menjadi penyakit kronis bahkan dapat menyebabkan kematian. Ibarat sistem, kekebalan tubuh kita ini adalah tentara untuk menjaga stamina. Jika terkena HIV, tentara inilah yang diserang virus tersebut hingga jumlahnya makin lama makin menipis sehingga jika ada serangan “penyakit atau infeksi” kekebalan tubuh kita yang lemah akhirnya menyerah.
Jika mengetahui tentang HIV/AIDS, baik dari cara penularan dan pencegahannya, kita bisa sedikit lebih lega. Ternyata, tidak semudah itu HIV/AIDS bisa menular. Hanya ada tiga cairan tubuh yang bisa menularkan virus HIV yaitu darah, cairan kelamin, dan ASI. Penularannya memerlukan syarat adanya jalan keluar-masuk virus dan konsentrasi virus yang mencukupi untuk menularkan. Jadi, kita tidak akan tertular hanya dengan berdekatan, bersalaman, berpelukan atau bahkan berciuman dengan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)
Selain itu kita bisa mencegah HIV/AIDS dengan menjaga perilaku dan pola hidup yaitu menerapkan prinsip “ABCDE”. A untuk “Abstinence” atau tidak melakukan hubungan seks sama sekali, B untuk “Be faithful” atau tetap setia pada satu pasangan. C untuk “use Condom” atau menggunakan kondom bila sulit untuk setia dan melakukan hubungan seks yang berisiko. D untuk “Don’t inject or Don’t use drugs” atau jangan menggunakan jarum suntik yang tidak steril atau jangan menggunakan narkoba sama sekali karena pengaruh dari penggunaan narkoba dapat menyebabkan kita melakukan perilaku yang berisiko untuk tertular HIV/AIDS. E untuk “Education or Equipment” atau berusaha lebih banyak memperdalam pengetahuan tentang pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dan menjaga kebersihan serta sterilisasi peralatan bagi kalangan medis.
HIV/AIDS lekat dengan mitos sehingga berakibat timbulnya diskriminasi bagi mereka yang terinfeksi oleh HIV (ODHA). Mitos tersebut antara lain HIV/AIDS adalah penyakit bagi mereka yang sering melakukan perilaku menyimpang seperti kalangan pemakai narkoba, homoseksual, PSK (Pekerja Seks Komersial) dan pelanggannya.
Perlu kita ingat lagi, HIV/AIDS itu bukanlah penyakit tapi suatu infeksi dari virus yang menyebabkan kekebalan tubuh berkurang sehingga penyakit mudah menyerang, bahkan bisa mencapai tingkat kronis yang bisa menyebabkan kematian. Jadi, AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena berkurangnya sistem kekebalan tubuh tersebut.
Data estimasi yang diperoleh dari sekitar 3.000 orang yang terinfeksi HIV di Bali, 1.900 diantaranya karena penularan akibat hubungan seks yang tidak aman (tidak memakai kondom) dan 1.100 melalui jarum suntik yang tidak steril terutama pada pengguna narkoba suntik. Dari kasus-kasus yang dilaporkan melalui Dinas Kesehatan Provinsi Bali, kasus AIDS tertinggi ditemukan pada golongan umur 20-29 tahun yakni sekitar 56%. Angka dan prosentase ini menghadapkan kita pada suatu pertanyaan, maukah kita sama-sama peduli atau apakah kita akan membiarkan lebih banyak korban?
Inilah saatnya kita kembali berkaca, merefleksi perilaku kita masing-masing karena HIV/AIDS dapat menyerang siapa saja tanpa terkecuali. Mengingat penyebarannya tidak mudah, hal ini justru membantu kita untuk selalu berhati-hati dalam tiap perilaku dan tetap menjaga kesehatan kita dengan baik, selain terus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kita semua tentang masalah HIV/AIDS ini, sehingga kita tidak akan tergerus oleh sang virus.
AIDS bisa kita bisa cegah bila kita peduli.
TEPATI JANJI. STOP AIDS!
R. Oscar P.S
Halfway House Unit Supervisor
Yayasan Bali Nurani.
Tue Sep 02, 2008 6:14 pm
