Berhati-hatilah memarahi Anak! (kisah nyata)

ini benar2 kisah nyata

Ini adalah kisah tragis, dimana sebuah keluarga dalam satu hari kehilangan dua orang anaknya! Seorang anak mati kehabisan darah dan yang satunya mati terlindas mobil.

Sebuah keluarga bahagia dengan 2 orang anak, yang bungsu adalah laki-laki berumur 3 tahun dan yang sulung adalah perempuan berumur 5 tahunan. Keluarga tersebut mempunyai seorang Pembantu/Pengasuh yang bekerja dan tinggal di rumah mereka.
Setiap keluarga didunia ini pasti mempunyai cara-cara tertentu yang menjadi kebiasaan dalam memberikan pengertian kepada anak-anak mereka entah itu dalam hal tindakan, contoh-contoh atau ucapan-ucapan saat memberikan "ancaman" agar menghentikan prilaku-prilaku yang tidak dikehendaki. Untuk keluarga ini, terlontar kata-kata: “Kalau ngompol terus, nanti dipotong tititnya!!”
Mungkin kata-kata tersebut sering terlontar dari mulut seorang pembantu/pengasuh (atau bahkan mungkin orang tuanya) ketika memarahi/menghukum/mengancam anak laki-laki yang masih berumur 3 tahunan.
Suatu ketika, pembantu/pengasuh tersebut pergi sebentar membeli sesuatu dan meninggalkan ke-2 anak majikannya di rumah dan anak lelaki kecil itu ditinggalkan dalam keadaan tertidur.
Ketika si adik mengompol dalam tidurnya, Si kakak seketika mengambil pisau dan memotong titit si adik. Akibatnya darah segera mengucur tidak ada henti dari titit adiknya. Saat si pembantu datang, dan mengetahui hal ini maka bukan main shoknya Ia!
Ia segera melaporkan kejadian ini kepada majikannya. Sementara si kakak, karena takut dimarahi, Ia sudah lari bersembunyi.
Ketika siorang tua melihat kondisi si bungsu, dengan darah berhamburan kemana-mana, maka paniklah Ia! Saat itu tidak ada satupun urusan dimukabumi ini yang hendak dilakukannya kecuali segera membawa si bungsu ke rumah sakit! Dengan segera ia mengambil kunci mobil dan mengangkat si Bungsu kedalam mobilnya, menghidupkan mobil dan secara tancap gas untuk dibawa kerumah sakit.
Si kakak yang sangat ketakutan atas perbuatannya, saat itu, justru tengah bersembunyi di kolong mobil....terlindas dan mati seketika itu juga!.
Sungguh …mengenaskan…!!!
***
Cerita ini merupakan kisah nyata, tetangga dari kakak Arifin.
***
Hikmah dari cerita ini adalah hindari berkata-kata kasar, mengancam, menghukum, dan hal-hal negatif di hadapan anak-anak.
---------------
Di ubah seperlunya dari email kiriman: Arifin

oh my godddddddddddd

tenan ra ki...???jan meskke tenan..!!!

mari kita ambil Hikmah dari cerita ini, bahwa dalam hal mendidik anak sedapat mungkin hindari berkata-kata kasar, mengancam, menghukum, dan hal-hal negatif di hadapan anak-anak itu bai itu anak kita sendiri maupun keponakan dan anak saudara lainnya.
bagi yang belum berkeluarga, semoga ini menjadikan tambahan ilmu kehidupan kelak...

Aku Baru sekali yang namanya mbentak dan nyentil telinga anak, dan aku nyeselnya sampe sekarang. Jangan sampe terjadi kekerasan terhadap anak baik dalam tindakan ataupun dalam ucapan. Kalau aku sebisa mungkin kasih pengertian, Yang namanya anak namanya juga belum ngerti dikerasi ataupun dibentak bentak juga belum ngerti.
Dengan kita ajarkan anti kekerasan, mereka akan dekat dengan kita dan mau bercerita mau berbagi .. semoga saja besar nanti bisa jadi anak yang menghormati dan mengerti orang tua.
AMMIN

anak adalah titipan yang kuasa anak juga merupakan cermin juga dari kita
mari kita jaga putra putri kita untuk menjadi penerang dlm keluarga.
dg kita beri contoh dulu kepada anak2 kita.

wasalam,

ngeri tenan.. moga2 ora terulang meneh..

belajar dari pengalaman itu bisa dari diri kita sendir juga dari pengalaman orang lain...

wah aku kudu belajar ki, mumpung iseh lajang

turut prihatin atas kejadian tsb. selayak dan seharusnyalah orang tua atau kita semua belajar dari kisah di atas.. kekerasan pada anak tdk selalu berbentuk intimidasi secara fisik melainkan juga berbentuk psikis.. dalam kasus tersebut si kakak menganggap yang sering ia dengar adalah benar..artinya orang tua di sekelilingnya telah meracuni pikirannya.. maka itupun termasuk kekerasan kepada anak anak.. smg tdk terulang lagi kisah pilu semacam ini..

Sebenarnya anak nakal, bertengkar dengan saudaranya sesuatu hal yang lumrah dan juga sebagai irama yang mengiringi keluarga tersebut menuju proses pendewasaan bagi bagi anak tesebut maupun kedua orangtuanya,

Kata-kata yang kasar atau pengucapan dengan tinggi yang mengandung ancaman justru akan direkam dalam otak anak kita dan pasti akan diucapkan kepada adiknya atau teman sebanya tanpa berfikir yang diucapkan itu benar atau salah, karena belum tau...

Tetapi SHOCK TERAPHY memang kadang kadang juga dipelukan bagi orangtua dalam mendidik anak agar anak tersebut tau bahwa apa yang dia lakukan memang salah asal dilakukan dengan cara yang benar.

Suatu hari saya pernah memasukkan kedua anak saya kedalam bak karena berantem dan gak bisa dipisah (SALAH SIH ..),
tapi ada hasilya .....

"pak ko suruh mandi lagi tadi kan udah ...

ya gitu ...kalo berantem tak suruh mandi lagi sekarang air bersih, tapi besok pake air got....

Jadi setiap ada dirumah gak ada lagi berantem yang hebat....

GAK TAU KALO AKU GAK DIRUMAH .....(dimandiin air got beneran kali ama ibunya)

mas roso wrote:

Sebenarnya anak nakal, bertengkar dengan saudaranya sesuatu hal yang lumrah dan juga sebagai irama yang mengiringi keluarga tersebut menuju proses pendewasaan bagi bagi anak tesebut maupun kedua orangtuanya,

Kata-kata yang kasar atau pengucapan dengan tinggi yang mengandung ancaman justru akan direkam dalam otak anak kita dan pasti akan diucapkan kepada adiknya atau teman sebanya tanpa berfikir yang diucapkan itu benar atau salah, karena belum tau...

Tetapi SHOCK TERAPHY memang kadang kadang juga dipelukan bagi orangtua dalam mendidik anak agar anak tersebut tau bahwa apa yang dia lakukan memang salah asal dilakukan dengan cara yang benar.

Suatu hari saya pernah memasukkan kedua anak saya kedalam bak karena berantem dan gak bisa dipisah (SALAH SIH ..),
tapi ada hasilya .....

"pak ko suruh mandi lagi tadi kan udah ...

ya gitu ...kalo berantem tak suruh mandi lagi sekarang air bersih, tapi besok pake air got....

Jadi setiap ada dirumah gak ada lagi berantem yang hebat....

GAK TAU KALO AKU GAK DIRUMAH .....(dimandiin air got beneran kali ama ibunya)

anakku wingi malah paling menangan je nak brantem karo konco2-ne...
aku sing isin dadi kocapan tonggo, padahal anakku cewek tur paling cilik umur antarane konco2ne.
makane sering tak tunggoni nek ndolan, nek konangan brantem ya tak keplak tangane ben ngerti nek tangan ora dienggo njotos kancane.
tapi, saiki malah dadi cengeng je...
tiap pingin sesuatu pasti ..Paaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
brantem karo kancane pasti ..Paaaaaaaaaaaaaaaa
ngompol pasti.. Paaaaaaaaaaaaaaaaa
sampe2, saiki ora gelem ndolan karo konco2ne nek ora ditunggoni bapak-ke......
;)

Memang susah tenan tak akui, didik anak2 yang masih umur 2-5 tahun harus bener2 extra hati2, kalo kita salah didik justru bikin bumerang kita sendiri. Memang pengaruh lingkungan sangat cepet mereka ngerti, di banding nasehat dari orang tuanya. Tapi itulah tugas kita harus bisa didik, nasehati, memberi contoh yang baik buat anak2 kita, anak adalah titipan yang kuasa anak juga merupakan cermin juga dari kita mari kita jaga putra putri kita untuk menjadi penerang dlm keluarga.

Bagi para calon ortu siapkan diri sebelumnya. jangan menjadi ortu hanya karena terpaksa (tidak siap). Bekali diri dengan pengetahuan tentang pendidikan anak. Berhati2 jika akan memakai jasa baby sitter.
Bagi yang ingin menambah ilmu ttg pendidikan anak mungkin beberapa judul buku ini bisa menjadi referensi:
1. Mendidik dengan cinta (tulisan Irawati Istadi)
2. Salahnya kodok (tulisan M Fauzil adhim)
3. Anakmu amanatNya (Ibrahim Amini) dan masih banyak lagi yang lainnya.
Banyak ortu yang hanya memperhatikan perkembangan otak anak, padahal emosional dan spiritual sangat pentiing untuk dibentuk.
semoga bermanfaat.