Tingkat Kelulusan Siswa di Gunung Kidul Rendah
Senin, 23 Juni 2008 | 14:27 WIB
Gunung Kidul, Kompas - Jumlah guru pelaju di
Kabupaten Gunung Kidul akan segera ditata menyusul rendahnya angka
lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama menjadi 86,75 persen. Jarak
dari rumah menuju sekolah yang jauh, diduga menjadi salah satu penyebab
kurang maksimalnya dalam mengajar.Kepala Bagian Tata Usaha Dinas
Pendidikan Gunung Kidul Eko Sumar Sri Wibowo mengungkapkan pendataan
guru pelaju baru dimulai dari guru sekolah dasar (SD). "Kami akan
segera mengkaji penyebab secara keseluruhan dengan mengumpulkan seluruh
kepala sekolah SMP untuk evaluasi," tutur Eko, Minggu (22/6).Selanjutnya,
Dinas Pendidikan Gunung Kidul akan kembali menata ulang penempatan para
guru pelaju. Di SMP Negeri I Tepus, misalnya, 20 dari 30 guru masih
melaju. Kebanyakan dari para guru ini berdomisili di Kabupaten Sleman
dan Bantul. "Para guru sering datang terlambat hingga habis satu jam
mata pelajaran karena rumahnya jauh," tutur Kepala SMPN I Tepus
Sunaryo, beberapa waktu lalu.Untuk mendongkrak kualitas
pendidikan, pemberdayaan peran MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
akan terus digalakkan. Peningkatan mutu sekolah dengan konsep sister
school dinilai tidak tepat jika diterapkan di Gunung Kidul, terutama
karena kondisi geografisnya yang luas, dengan jarak antarsekolah
relatif berjauhan.KesulitanDi Kota
Yogyakarta, sebanyak 579 siswa sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP)
yang tidak lulus diperkirakan kesulitan memasuki SMA negeri. Hal ini
dikarenakan semua SMA negeri di kota menggunakan sistem online dalam
penerimaan siswa baru yang tidak memberi kesempatan bagi pemilik ijazah
ujian kesetaraan Paket B. "Sistem online mengacu pada nilai UN," kata
Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Syamsury.Di Bantul,
tingkat kelulusan SLTP naik dari 90,31 persen menjadi 91,39.
"Peningkatan itu layak kami syukuri. Apalagi, dalam kelulusan SLTA
kemarin kami juga memperoleh predikat terbaik di DIY," ucap Kepala
Dinas Pendidikan Bantul Sudarman.Di Kulon Progo, tahun ajaran
kali ini meningkat dibanding tahun lalu. Jumlah siswa SLTP yang
dinyatakan lulus UN tahun ini sekitar 91 persen, naik dari tahun lalu
89,42 persen."Peningkatan angka kelulusan ini sesuai dengan
harapan kami. Baik secara kualitas maupun kuantitas, telah terjadi
perbaikan pendidikan bagi siswa SLTP dan kami harap hal itu bisa
dipertahankan," tutur Kepala Subdinas Pendidikan TK dan SD Kulon Progo
Harminto.Sayangnya, keberhasilan tersebut tidak diikuti dengan
kelulusan siswa SD. Sekitar sembilan orang siswa SD terpaksa mengulang
kembali pelajaran di kelas VI karena dinyatakan gagal ujian akhir
sekolah berstandar nasional (UASBN) oleh pihak sekolah, padahal standar
kelulusan yang ditetapkan sebenarnya tergolong rendah.Sementara
itu, di Sleman, tingkat kelulusan SLTP tahun ini mencapai 91,20 persen.
Dari 11.871 peserta ujian nasional, 10.826 siswa dinyatakan lulus.Tingkat
kelulusan tersebut meningkat dari tahun lalu yang hanya 89,50 persen,
sedangkan tingkat kelulusan UASBN sekolah dasar di Sleman pada tahun
2008 mencapai 99,92 persen, atau dari 13.193 peserta, hanya 11 siswa
yang tidak lulus. (A11/WKM/YOP/WER/ENY/A06)
sumber:http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/23/14271320/keberadaan.guru.pelaju.ditinjau.