Berita vidio mesum salah seorang siswi SMP di Gunungkidul dengan seorang pelajar SMA menjadi keprihatinan kita semua melebihi peristiwa Osama Bin Ladin saat ini.Selain tindakan asusila yang lakukan oleh pelajar SMP dan SMA di Gunungkidul yang sangat jauh dari ibukota Jakarta juga keberanian mengambil gambar dan mengedarkannya ke kalayak umum.
Rasa bersalah karena tindakan itu merupakan asusila ternyata sudah tidak ada sama sekali terbukti mereka berani merekam adegan yang mirip seperti binatang tersebut dan kemudian mengedarkannya sehingga rasa malupun sepertinya sudah hilang sama sekali.
Sangsi hukum dengan dijeratnya peristiwa tersebut memang bisa menjadi sarana yang membuat jera pada yang bersangkutan,tetapi bagi remaja dan pelajar yang sudah kecanduan film porno maka rasa takut akan sangsi tersebut tidak seimbang besarnya dengan LIBIDO yang mendorong mereka untuk melakukan sex bebas tersebut.
Pengawasan oleh orang tua maupun sekolah memang sangat diperlukan tetapi peristiwa kegiatan tersebut bisa mereka rencanakan tanpa kita ketahui dan waktunya juga sangat singkat hanya dalam hitungan menit,”Mampukah Sekolah dan Orang Tua mengawasi terus menerus ?” Jelas sesuatu yang sangat berat disaat tuntutan jaman akan kebutuhan hidup saat ini yang begitu tinggi.
Sangsi HUkum dari Yang berwajib dan Pengawasan oleh orang tua maupun sekolah memang perlu dan sangat dibutuhkan tetapi masih banyak celah anak -anak kita untuk melakukannya bila hanya mencari celah-celah waktu yang ada saja.Untuk itu selain pengawasan juga perlu solusi lain bagaimana anak-anak kita tidak terjerumus dengan sex bebas tersebut.
Selain dengan pengawasan pengggunaan sarana teknologi penyebar terorisme pornografi semacam HP dan Internet maka sejak awal perlu kita bekali dengan pendidikan agama yang cukup.Pendidikan agama yang hanya 2 jam untuk sekolah setiap minggunya sangat jauh dari kebutuhan melawan membanjirnya kemaksiatan saat ini.Penambahan jam pelajaran agama khususnya yang berhubungan dengan budi pekerti perlu ditingkatkan.Selain secara formal di sekolah juga penambahan agama secara non formal di luar sekolah baik di keluarga maupun di lingkungan tempat tinggalnya sangat diperlukan.
Kecenderungan saat ini memang remaja hanya bisa dikendalikan saat berada di sekolah ,bila sudah di rumah atau di lingkungan masyarakat maka sudah sangat sulit sekali mengendalikannya .
Untuk itu agar peristiwa siswi SMP yang meninggal karena abortus ,siswi SMP pesta sex dan miras serta siwi SMP berbuat asusila semakin berkembang,mari bahu membahu menanggulanginya selain dengan pengawasan juga dengan memperhatikan pendidikan agama anak -anak kita dan juga kita sebagai orang tua dan anggota masyarakat .