har0809 Lurah
Lokasi : <RM Reputation : 0 Join date : 22.07.08
| Subyek: BUKU WAYANG KULIT GAYA YOGYAKARTA, BENTUK DAN CERITANYA Mon Apr 04, 2011 1:51 pm | |
| NUWUNSEWU MIMIN, MOMOD DAN SEDEREK-SEDEREK SEMUA, SAYA MAU MENAWARKAN COPY BUKU LANGKA DAN SANGAT BERHARGA SEBAGAI SALAH SATU USAHA UNTUK MELESTARIKA BUDAYA BANGSA Judul Buku : Wayang Kulit Gaya Yogyakarta, Bentuk dan Ceritanya Buatan : M.L.Perwitowiguno alias Mas Sagio Dihimpun oleh : Drs. Sunarto M.Hum. Promotor : PEMDA Prop. DIY Tahun : 2004 Tebal : 596 hal Dimensi : 16 x 21,5 x 4,5 cm Berat : 1,2 kg Harga : Rp. 150.000; (nett) Buku ini diharapkan dapat mendokumentasikan produk budaya wayang kulit yang bisa dijadikan sumber data bagi siapa saja yang ingin tahu lebih jauh tentang sejarah dan karakter wayang. Di dalamnya dideskripsikan bentuk-bentuk wayang dan karakter-karakter setiap tokoh, yang disertai silsilah dalam cerita perwayangannya. Bagi yang masih asing dengan tokoh-tokoh wayang, baik dari bentuk maupun karakternya, sebaiknya membaca buku ini. Buku ini menyingkap wayang dari filosofi warna, bentuk aksesoris, bentuk muka, bentuk badan, dan sebagainya. FOTO-FOTO ISINYA : - 'DAFTAR ISI':
- 'WANDA TOKOH WAYANG':
CONTOH WANDA ARJUNA :
- 'KARAKTER DAN BENTUK':
- 'CONTOH BENTUK HIDUNG DAN MULUT WAYANG':
- 'CONTOH BENTUK MUKA/ULAT WAYANG':
- 'CONTOH MACAM SUNGGINGAN':
- 'RINGKASAN':
Wayang kulit merupakan sebuah karya seni drama boneka pipih yang terbuat dari kulit. Kulit merupakan bahan yang tidak tahan lama, sehingga para peneliti sulit menentukan umur wayang kulit itu, kapan pertama kali didesign oleh bangsa Indonesia. Mungkin saja dibuat lebih tua dari umur leluhur masyarakat Yogyakarta. Untuk menelusuri jejak perwayangan, maka dapat dilihat dalam karya-karya Sastra Jawa klasik. Dalam masa pemerintahan Raja Erlangga ditemukan buku “Harjuna Wiwaha” yang ditulis oleh Mpu Kanwa. Dalam buku tersebut tercantum sebaris kelompok kata walulang inukir, yang dalam bahasa Jawa menjadi lulang inukir, atau kulit binatang yang diukir. Dapat dikatakan pada masa tersebut telah dikenal wayang atau ringgit. Hal tersebut membuktikan bahwa wayang kult merupakan produk budaya yang dihasilkan jauh sebelum agama Islam masuk di Indonesia yang keberadaannya masih dipertahankan.
Pada zaman Islam ditemukan informasi bahwa telah ada wayang dengan bahan utama kulit kerbau, bahan pewarna putih, dengan bahan perekat dari tulang binatang. Oleh karenanya ajaran Islam mempengaruhi karya seninya. Islam melarang karya dekoratif berbentuk manusia atau makhluk hidup, sehingga karyanya diwujudkan dalam rupa yang realistik. Karya seniman muslim lebih memanfaatkan artistik dekoratif yang bermotif flora dan geometrik. Hasilnya produk-produk seni rupa dengan gaya stilistik yang rumit dan mengagumkan. Gaya penggambaran wayang kulit purwa pada masa Islam, dalam seni Rupa Modern dinamakan penggambaran manusia secara ideoplastik, yakni penggambaran berdasarkan apa yang dipikirkan. Pengaruh Islam pada wayang kulit purwa tidak saja pada bentuknya, tetapi telah merambah pula pada aspek simbolisasi dan berkaitan pula dengan aspek lainnya yang berhubungan dengan pergelaran wayang kulit purwa.
Sejak berdirinya Kasultanan Yogyakarta, dalam bidang kebudayaan, khususnya yang berkaitan dengan masalah kesenian, yang merupakan bentuk identitas kerajaan maka diciptakan bentuk-bentuk baru sesuai dengan ragam kehidupan dan sikap pimpinan Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan diciptakannya sebuah tokoh wayang Arjuna Kanjeng Kyai Jayaningrum oleh Sri Sultan Hamengku Buwana I.
Ciri khas dalam hasil budaya seperti kesenian wayang kulit, tidak dapat dilihat secara mudah, sehingga untuk melihat kekhususan yang dimiliki hanya terbatas pada gejala-gejala tampilan secara fisik yang setiap orang mampu mengidentifikasi. Kesulitan inilah yang terjadi dalam mengklasifikasi mengenai perbedaan atau keistimewaan dari gaya wayang kulit.
Dalam mengenal wayang kulit Gaya Yogyakarta dapat dicermati beberapa hal sebagai berikut :
1. Wayang yang bergerak, ditandai dengan tampilan posisi kaki yang melangkah lebar.
2. Tampilan bentuk tambun
3. Tangannya sangat panjang hingga menyentuh kaki
4. Tatahannya inten-intenan, terutama pada pecahan uncal kencana, sumping, turido, dan bagian busana lainnya.
5. Dilihat dari sunggingannya, menggunakan sungging tlacapan atau sungging sorotan, yaitu unsur sungging yang berbentuk segitiga terbalik yang lancip-lancip seperti bentuk tumpal pada motif kain batik.
6. Di bagian siten-siten atau lemahan, yaitu bagian di antara kaki depan dan kaki belakang, umumnya diwarna dengan merah.
Untuk mengetahui wayang gaya Yogyakarta, ditentukan dari jenis mata wayang, bentuk hidung wayang, mulut wayang, bentuk mahkota, jenis pemakaian kain (dodot) dan posisi kaki, serta atribut lainnya.
Penggolongan golongan wayang berdasar pada atribut dan tokoh-tokohnya dapat dibedakan menjadi golonga raton, golongan satria termasuk di dalamnya adalah tokoh putren dan golongan bala yang termasuk di dalamnya tokoh punakawan. Pengelompokan tokoh wayang kulit dapat didasarkan kepada karakter tokohnya, menjadi wayang alusan, branyak (lanyapan), pidegso, gagah (gagahan), rewondo, raseko dan dagelan. Penggolongan wayang bisa didasarkan pada busana yang digunakan, yaitu wayang makhutan praban, wayang makutan ngore odhol, wayang kethon (kethu atau uncit), wayang topongan praban, wayang topongan ngore odhol, dan gendhong; golongan pagagan praban, ngore odhol, gendhong; wayang gelung keling Praban, ngore odhol, dan gendhong; wayang gelung supil urang praban, ngore praban, dan golongan ringgil seben.
Penggolongan wayang kulit berdasarkan pada fungsinya dalam pergelaran wayang dapat digolongkan menjadi : wayang simpingan (simpingan tengen dan simpingan kiwa) dan wayang dhudhahan.
Dalam simpingan wayang kulit menjadi runtut dan ritmis besar kecilnya, maka penyusunan tokoh wayang dapat ditentukan berdasar pada beberapa macam, yaitu :
1. Untuk simpingan kanan
a. Golongan wayang raton : terdiri dari tokoh triwikromo Sri Batara Kresna sampai dengan tokoh Raden Danaraja (pagagan praban).
b. Golongan wayang gagah (gagahan) : mulai dari tokoh Raden Antareja, hingga Resi Rekhatama (ketu dewa tanpa baju)
c. Golongan wayang alus (alusan) : dimulai dari tokoh Batara Guru hingga tokoh Prabu Darmakusuma (gelung keling)
d. Golongan wayang Bambang (bambangan) : mulai dari tokoh wayang raden Regawa (Lesmana Muda) sampai dengan Raden Parikesit.
e. Golongan Bambang jangkah : mulai dari tokoh yang berbusana puthut alus seben (sampir) hingga sampai pada tokoh Sang Hyang Narada
f. Golongan putren: mulai dari tokoh Betari Durga hingga sampai pada tokoh putren srambahan (tokoh wayang kulit yang dapat digunakan untuk beberapa peran)
g. Golongan Bayen (wayang anak-anak) : dimulai dari tokoh Dewa Ruci sampai dengan wayang bayen gedhongan.
2. Wayang Simpingan Kiri
a. Golongan wayang raton : dimulai dari tokoh wayang Braholo sampai dengan tokoh wayang raseksa bernama Begawan Bagaspati (ketu dewa oncit)
b. Golongan wayang gagah (gagahan) : dimulai dari tokoh Prabu Sumaliraja sampai tokoh Batara Brama (kethu dewa oncit)
c. Golongan raja sabrang gagah : dimulai dari tokoh Raden Aryo seto sampai dengan tokoh Batara Sambu (oncit praban) sampai dengan tokoh Raden Kartopiyga (pogagan Ingore Odhol)
d. Golongan gagah kedelen : dimulai dario tokoh Raden Aryo Seto sampai dengan Resi Bisma (tapen dengan busana baju)
e. Golongan kathcirigan : dimulai dari tokoh Batara Endra, sampai dengan tokoh wayang bernama Prabu Sri Suwela (pagagan praban)
f. Golongan sabrang alus (alusan) : dimulai dari tokoh wayang Prabu Dewasrani sampai dengan tokoh Raden Barata (pogagan ngore sampir)
g. Golongan alus lanyapan (baranyakan)
3. Wayang dhudhahan
Wayang yang d dalam kotak. Ditata mulai dari emblek (anyaman bambu yang digunakan untuk menata wayang di dalam kotak) dimulai dari paling bawah, adalah :
a. Golongan wayang binatang yang beraneka macam bentuk dan namanya
b. Golongan wayang setanan
c. Golongan wayang rasekso bermuka binatang (prajurit Guwa Kiskenda, dan raseksa Lokapala)
d. Golongan wayang rasekso di Ngalengko
e. Golongan wayang rasekso di Pringgodani
f. Golongan wayang rasekso di Trajutrisno
g. Golongan wayang rasekso wanan atau Prajurit sabrang seperti Buta Cakil, Buta Begal, dan sebagainya.
h. Golongan wayang wanara (kera)
i. Golongan wayang patih yang beraneka macam (dapat ditata pada eblek yang diletakkan melintang di atas kotak atau tumumpang malang di seberang kiri dalang)
j. Golongan wayang prajurit sabrang atau dugangan
k. Golongan wayang Kurawa di Ngastina.
Selain ada tokoh dhudhahan di atas, ada juga yang ada di luar kotak wayang, tetapi di eblek yang letaknya di atas tutup kotak wayang di sebelah kanan dalang, yang terdiri dari wayang kendaraan, wayang dewa, wayang perepat punakawan, wayang pandhito, wayang senjata, wayang binatang kecilan. Baca lebih lengkap di bukunya.
keterangan lebih lanjut dan pemesanan silahkan hubungi melalui SMS/TELP/PM/Y!M : 0817 718 162Y!M : penakecil@ymail.com HARGA : Rp. 150.000 (NETT/tidak termasuk ongkos kirim) untuk pembayaran bisa transfer melalui : atau (nomor rekening ask by sms) Pengiriman kami via : dan sekalian untuk yang butuh WAYANG KULIT satuan/eceran bisa langsung mampir dan liat-liat DISINI! | |
|
sacho_eka Pengawas
Lokasi : tangerang- banten Reputation : 36 Join date : 03.11.08
| Subyek: Re: BUKU WAYANG KULIT GAYA YOGYAKARTA, BENTUK DAN CERITANYA Fri Feb 17, 2012 8:20 pm | |
| sing seneng dunia wayang patut di pertimbangkan untuk memiliki buku ini..!! monggo sing minat gek di pesen wae.. | |
|
Asmaraningtyas Camat
Lokasi : Karangmojo Reputation : 39 Join date : 08.01.09
| Subyek: Re: BUKU WAYANG KULIT GAYA YOGYAKARTA, BENTUK DAN CERITANYA Fri Feb 17, 2012 9:46 pm | |
| wah basane endonesa...ra cocok kwi.... | |
|
gimbik Pengawas
Lokasi : Nori One Reputation : 6 Join date : 04.03.08
| Subyek: Re: BUKU WAYANG KULIT GAYA YOGYAKARTA, BENTUK DAN CERITANYA Fri Feb 17, 2012 10:09 pm | |
| sips, kalo ada versi bahasa jawa boleh juga | |
|
Sponsored content
| Subyek: Re: BUKU WAYANG KULIT GAYA YOGYAKARTA, BENTUK DAN CERITANYA | |
| |
|