Mencemaskan, 90% Pelaku Video Porno Indonesia Pelajar

Sungguhnya mencengangkan, sejak akhir Mei 2007 lebih dari 500 video porno Indonesia beredar. Pelakunya para pelajar

Maraknya pornoaksi Indonesia sudah menunjukkan angka mencemaskan. Peri Umar Farouk, Ketua Gerakan “Jangan Bugil Depan Kamera” (JBDK) memberikan data cukup mencengangkan. Menurutnya, per akhir Mei 2007, ditengarai beredar lebih dari 500 video porno asli Indonesia.

“Pelakunya hampir semua profesi,” kata Peri Umar Farouk.

Namun persentase terbesar adalah pelajar dan mahasiswa (sekitar 90%). Sisanya adalah PNS, pejabat, petinggi partai, penegak hukum hingga kepala daerah.

Pada tahun ini jumlah video porno membengkak menjadi 800 video porno. Data ini terungkap dalam acara konferensi pers Jaringan Pendukung UU Pornografi yang diadakan di Press Room DPD RI, Jumat (18/6) pagi.

Sementara itu, menurut Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Provinsi Jambi, Juniwati T Masjchun Sofwan, penyebaran video porno sudah sangat menyimpang, tidak menghormati norma agama dan norma sosial, terutama penghormatan terhadap lembaga pernikahan.

"Aspirasi masyarakat daerah, tak hanya dari Provinsi Jambi, namun juga dari berbagai daerah lainnya, menunjukkan masyarakat telah sangat resah atas masifnya penyebaran video porno serta dampak yang ditimbulkannya," kata Juniwati.

Sebagai representasi daerah, lanjut Juniwati, sudah seharusnya anggota DPD RI menindaklanjuti aspirasi ini dengan langkah-langkah yang bersesuaian dengan tugas dan wewenang DPD RI, dalam rangka memerankan fungsi legislasi dan pengawasannya atas Undang-Undang tertentu.

Ketua Aliansi Selamatkan Anak Indonesia (ASA Indonesia), Tatty Elmir, menambahkan, siapapun pelaku pornografi, maka anak yang akan selalu jadi korban utamanya. Siapapun yang mentoleransi ini, maka adik, anak, cucu, keturunan dan orang-orang yang disayanginya akan jadi korban berikutnya.

Karena itu, jelas Tatty Elmir, sesuai dengan UU No. 44 tahun 2008 tentang pornografi, maka mulai dari model, pembuat, pengunduh, pengunggah, penyebar, penyimpan hingga penikmat, bisa masuk pelaku kriminal.

"Karena itu perlu ditegaskan sekali lagi bahwa pornografi bukan hiburan, tapi kejahatan," tegasnya.

Jaringan yang mendorong UU Pornografi ini merasa kondisi kali ini jauh lebih mendesak karena sejumlah data menunjukan Indonesia adalah salah satu negara yang penduduknya paling banyak mengakses internet untuk mendapatkan informasi seputar seks.

Ia juga mengatakan, Indonesia merupakan negara keempat di dunia yang mengakses kata “sex” atau “porn” lewat google. [ain/hidayatullah.com]

mungkin antara pendidikan dan agamanya kurang seimbang.. smga gunungkidul tidak mengikuti trend "BUGIL DEPAN KAMERA"...

Terima kasih atas kunjungannya ,mari ikut mnembantu mengurangi pornografi sesuai dengan kemampuan kita.

kalo menurut pengalaman pribadi waktu bergaul.. rata2 mereka terjerumus waktu masih smp ato boleh di bilang masa puber karena disinilah masa2 keingin tahuan tinggi...

klo seseorang bisa melewati ini dg wajar artinya dia tidak jadi PK(Penjahat kelamin) "Maaf kurang sopan".. maka kemungkinan BUGIL DI DEPAN KAMERA akan bisa turun jd 70%...

menurut saya sih..


mohon koreksinya....

semangat biar gunungkidul semakin maju....

pedidikan moral
pendidikan agama
selama ini hanya dalam batas kognitif... belum menyentuh sisi afektifnya...
dan psikomotoriknya..

sacho_eka wrote:

pedidikan moral
pendidikan agama
selama ini hanya dalam batas kognitif... belum menyentuh sisi afektifnya...
dan psikomotoriknya..

pendidikan moral lan agama sing nyentuh psikomotorik kuwi sing piye to...kok aku ra mudeng.... :cheers:

Monggo kito cawe-cawe miturut kemampuan kito kangge nyelametake pelajar saking porografi. Lan ampun ngantos namung nyalahakaen piyantun sanes kemawon ning nopo ingkang sampun kito tindaaken.
------------------------------------------
http://azzamudin.wordpress.com

Ass. Wr. Wb.

90 persen pelakunya pelajar, jadi sisanya yang 10 persen adalah para tante tante dan om om yang suka dengan para pelajar, begitukah ?

Wassalam,

Memang betul-betul mengerikan mas kemaksiatan saat ini,semoga kita diberi kekuatan oleh Alloh SWT dalam melawan kemaksiatan tersebut

Ass. Wr. Wb.

Hiiiii, ............. Serem, ................ matur nuwun infonya Pakde Wadiyo, . . . . .

Wassalam,

kemaksiatan ki wis suwe mas..ra sah kaget......jaman biyen mbah mbahe dhewe biyen ya wis jagoan masalh ngono kuwi...mung ora direkam wae...nek masalh bejade ya ra beda...nek aku kok ra kaget..wong jaman aku sik nayarana biyen ya wis dha nglakoni..mung biyen jenenge dudu maksiat...jenenge dhemenan....

Leres mbah namung kemawon rumiyin mboten saget mersani pyantun ingkang demenan nanging sakmeniko lare-lare alit saget mirsani piyantun sing dho dhemenan sahinggo langsung dho sami kepingin lan nyobi .Niku mbah bentenipun.Onten lho mbha kelas setunggal SLTA sawg 5 wulan pun medal dados manten kalian lare SMP kelas III

ya pancen tehnologi rung kaya saiki...aku ki termasuk sing ra mudeng tehnologi...ning ora mbiyen ora saiki..jawabane masalh max ziat iku mung werna loro...tresnaning wong tuwa sing kasok marang anakke karo piwulang sing apik...nek loro ,orone iku anabocah ra bakal neka neka....

leres mbah matur nuwun piwucalipun

Asmaraningtyas wrote:

kemaksiatan ki wis suwe mas..ra sah kaget......jaman biyen mbah mbahe dhewe biyen ya wis jagoan masalh ngono kuwi...mung ora direkam wae...nek masalh bejade ya ra beda...nek aku kok ra kaget..wong jaman aku sik nayarana biyen ya wis dha nglakoni..mung biyen jenenge dudu maksiat...jenenge dhemenan....

Ass. Wr. Wb.

"kemaksiatan ki wis suwe mas..ra sah kaget......"
Setiap jaman memiliki tantangan dan karakteristik sendiri sendiri, tidak boleh kita menyama-ratakan satu jaman dengan jaman yang lainnya, memang dari jaman dahulu kala sudah ada itu yang namanya kemaksiatan, namun tentu cara cara memprotect dan meminimalisir masalah kemaksiatannya yang berbeda-beda.

"mung ora direkam wae..."
Setiap perbuatan ada yang "merekam" dan mencatat, minimal setiap manusia di dampingi oleh 2 pendamping yang kasat mata yang mempunyai kamera super mega pixel dengan memory yang tidak terhingga yang akan di putar kembali kelak di hari pembalasan.

"masalh bejade ya ra beda..."
Masalah kebejatannya memang tiada beda hari kemarin, hari sekarang, hari esok atau hari lusa, sama saja, . . . . . nama maksiatnyapun juga bisa berubah tergantung jaman, lokasi kejadian,kultur budaya, bahasa dll. [kalau sekarang mungkin lebih populer dengan selingkuh ?, ttm, porno aksi dll. namun tetap saja namanya berkategori maksiat]

"jaman biyen mbah mbahe dhewe biyen ya wis jagoan masalh ngono kuwi.."
Tidak heran jago dalam hal ini, coba waktu kita lahir di dunia ini di lahirkan dari lubang yang mana ? dan waktu kita baru lahir kemudian menangis apa yang di sumpelkan ke mulut kita ? jadi sudah kodratnya kita jagoan dalam hal ini lha wong baru kenal dunia saja sudah di berikan pengenalan secara alamiah he he he he

"wong jaman aku sik nayarana biyen ya wis dha nglakoni.."
Mengomentari sing iki, aku hura melu melu Mbah, . . . . . . .

Wassalam,

Soni_Kyocera wrote:

Ass. Wr. Wb.

90 persen pelakunya pelajar, jadi sisanya yang 10 persen adalah para tante tante dan om om yang suka dengan para pelajar, begitukah ?

Wassalam,

lha jebul ora waras kabeh nuh...

Ya... mari bantgu menanggulanginya....

wadiyo wrote:

Ya... mari bantgu menanggulanginya....

sesuai bidang kita masing2...

Di Surabaya malah ada penelitian yang: 45 % anak-anak SMP menganggap sex di luar nikah itu wajar mas...

mulai dari keluarga kita masing2....... lindungi anak2 kita dari pergaulan yng salah arh dengan perhatian dan kasih sayang.....

Maksud saya usia SMP saja sudah begitu ,apalagi SMA atau mahasiswa ... ka lebih mengerikan

wadiyo wrote:

Maksud saya usia SMP saja sudah begitu ,apalagi SMA atau mahasiswa ... ka lebih mengerikan

leres pak... mencemaskan sekali


nggih pun bingun mengke dos pundi ndidik anake..
ajeng di sekolahke ten pundi..
tesih bingung

Disekolahkan ke sekolah yang aqidahnya kuat, dan juga di cermati dengan siapa bergaulnya ,di doakan serta diperbanyak sodaqohnya mas