BUPATI TOLAK PASAR MODERN

Kedaulatan Rakyat Sabtu Wage 12 Desember 2009

Bupati Suharto dengan tegas menolak pembangunan pasar modern di Wilayah Gunungkidul dan akan terus mempertahankan serta mengembangkan pasar tradisional, karena pasar tradisional merupakan sumber perekonomian masyarakat pedesaan.
"Karena yang memberi izin pembangunan pasar modern adalah bupati, selama saya masih menjabat maka tidak akan saya izinkan pembangunan pasar modern di daerah ini," kata Suharto di sela-sela peresmian pembangunan atau renovasi Pasar Desa Pampang dan Pasar Negeri Playen, di Pasar PAmpang Kec. Paliyan.
....

Tak dukung Pak ....

Sakno budheku,bulekku,simbah2 ku sik panguripan'e yo mung seko dodolan neng pasar tradisional...

aku melu ndukung...mugo2 untuk bupati2 selanjutnya tetep komitment...

kalotoh ada seyogyanya di timabang secara bijaksana agar tidak ada yang di rugikan, mesakke wong cilik biasane nggo kalahan terus...!!

sing penting budaya belanja di pasar tradisional juga harus ada di masyarakat...
nek masyarakat sadar akan itu semua kan yo malah luwih apik...
nek bahasa keren nya " turut membangun ekonomi kerakyatan"

ada masanya harus ada pasar modern

Pasar modern ke sik koyo opo to pak...........

mau pasar Modern opo tradisional sing penting ora dimonopoli karo wong sugih.
wong sing biasa dodolan tetep iso dodolan tanpa terbebani harga sewa yg melangit dan diminati pembeli, shg menambah penghasilan mereka..

Apalah arti pasar modern ataupun tradisional kl pembeli pada ogah datang, malah suka membelanjakan ketempat lain??

Jadi yg penting bagaimana mensinergikan antara penjual & pembekli sehingga sama2 menguntungkan kedua belah pihak sehingga ujung2nya bisa menambah PAD, jangan sampai masyarakat kecil dijadikan obyek pemerasan buat ngangkat PAD tanpa mempertimbangkan kemampuannya.

Suwun, smoga ditindak lanjuti..

wah kok Ono PAD barang kang Kendar aku jd tambah bingung ki...........yang jelas dengan adanya penambahan bidang ekonomi Pemda akan nambah pemasukan juga..........lagipula antara pasar tradisional & Modern pangsa pasar dan komoditi juga beda terus apa yg di kawatirkan, terus siapa yg mau invest pasar modern..........belum waktunya ..........paling cuma waralaba spt Alfa dan indomart dan semacamnya saja antara demand dan suply masih terlalu jauh........berapa sih perkapita GK itu yang perlu ditingkatkan gmn cara .........dll tgjwb pemda.......makanya dalam Pemilihan nanti kita Pilih Bupati yg programnya bisa meningkan ek rakyat dan otomatis perkapita jg naik ........bukan memilih yg punya rencana bagus tapi realisasi td sampai 50% jadi harus ada bokti bukan cuma janji lan kudu ono wetu bukan cuma ulu...........dan sbb

tak dukung terus pak

ngomong2 masalah pasar...keadaan para produsen dalam negeri khususnya semakin terpuruk dengan kebijakan pasar bebas yg muali diterapkan awal januari kemarin...

hhmm...aneh pemerintah kih.. di tengah keterpurukan ekonomi rakyat kok nambah2i kesengsaraan rakyat

pasar modern kie makste piye.? indomart alfamart termasuk ora.? la nek termasuk kok wes mlebu GK.? kok di ijinkan.?

opo carefour karo Giant wis arep masuk Gk.....?kan durung to nak gor Indomart /alfamart menurutku dudu pasar modern........iki menurutku.....bapak2 sing lengah ono parlemen....

Ragil Nglipar wrote:

opo carefour karo Giant wis arep masuk Gk.....?kan durung to nak gor Indomart /alfamart menurutku dudu pasar modern........iki menurutku.....bapak2 sing lengah ono parlemen....

hawong duit gek urusane...

yah masing2 ada kepentingan,,,uang....

indomart and alfamart merupakan bentuk liberalisasi ekonomi...kalo anda lihat kota Padang di Sumbar, disana gak ada kedua retail ekonomi itu..juga di Bangka Belitung, Batam dan sebagian kota besar lainnya..lha di Wonosari, kota sekecil itu sekarang menjamur indo dan alfa mart..saya (berprasangka buruk) sama bupati dan pimpinan daerah di Gunkid...apakah ada setoran ya....WANI PIRO....?

wah sak iki neng terminal semin we wis ono mini market kok..

rasah adoh2...!!

pengene kampungan terus...

wiwid wrote:

Menurut q sih boleh aja ada pasar modern kang..
Asal jumlahnya dibatasi..
Supaya para pelaku pasar tradisional bisa terpancing mengembangkan usahanya..
Dengan begitu pasar2 tradisional jg ndak akan tersingkir asal jumlah pasar modernnya dibatasi.. :)

harusnya juga menjadi bahan pemikiran para pemilik toko2 agar lebih inovatif dalah strategi dagangnya..
perang sportif wae sisan..

kalau pasar tradisional (toko kelontong, warung kecil dll) suruh beradu dan bersaing dengan pasar modern, yaaaa jelas gak fair tho boss...selain kalah dari segi penyajian, yang namanya retail pasti punya dukungan modal lebih besar termasuk dukungan untuk memberi harga khusus, misalnya discount dan potongan harga lainnya..beli dua gratis satu, dllll....gitu boss..

saya tetap gak setuju pasar modern dibiarkan 'merajalela'....ada aturan yang jelas..(kalo mau tahu) bahwa letak pasar modern harus sekian dan sekian kilometer dari pasar tradisional...tapi kenyataan khan...??? akhire yo...WANI PIRO mau.... wkwkwkwkwkkwkw...kasihan wonosari ku dan gunungkidul ku juga kawan...

ya, modern dan tidaknya relatif, pasar akan tetap bergerak ...maju terus....

wis ya lurrr. sing janji arep menolak pasar modern kuwi rak Suharto, lha saiki bupatine wis badingah kok. dadi ra sah ribut. pasar modern sing guede pancen rung ana ning GK ning ritail modern cilik cilik alfa karo idno mart wis sak bajeg... iki ya wis kepetung pasar modern.. retailer lokal ya wis akeh kok sing gawe pasar modern..... lha piye meneh wong ya wis pancen wektune kudu ngono. jarene simbah biyen mbesok ana wektune "pasar ilang kumandange" basa gampang pasar dah tidak terdengar berisik lagi. lha pasar modern itu adalh pasar yg tidak "berkumandang"/berisk lagi. pasar modern sudah diramalkan adanya oleh mbah mbah biyen dan tidak bisa dihindari sedulur... mung ya kuwi..pasar modern membawa dampak kehidupan individualis, hubungan sesamam manusia kendor, gotong royong ilang, semua dikur dhuwit. wong wis ra kenal wong liyane. sing dikenal dhuwite.
mula nek neng pasar modern..nadyan uwong ketemu uwong ra ana sing sapa aruh, meneng menegan kabeh. nek neng pasar tradisioanal...dhuwit mung dadi alat kumpul, manungsa isih kenal manungasa. wong isih bisa guyon, saoa aruh karo wong liya, nyang nyangan, utang, kabeh wong berhak dadi penjual dan berhak pula jadi pembeli. sampeyan bisa jual kambing disitu dan seklaigus beli baju. pasar ramai hiruk pikuk "ngumandang" . manungsa ngobrol samam manusia. neng pasar modern manungsa ngobrol karo bandrol harga, ngobrol ro tulisan " membuka berarti beli, pecah berati beli". bar kuwi manungsa ngobrol ra mesin teller neng nggone kasir, nek ra ngobrol ro mesin kartu kredit, utawa ro ATM. pasar modern menyedihkan memang tapi ya piye meneh....

bendol wrote:

kalau pasar tradisional (toko kelontong, warung kecil dll) suruh beradu dan bersaing dengan pasar modern, yaaaa jelas gak fair tho boss...selain kalah dari segi penyajian, yang namanya retail pasti punya dukungan modal lebih besar termasuk dukungan untuk memberi harga khusus, misalnya discount dan potongan harga lainnya..beli dua gratis satu, dllll....gitu boss..

iyo sih kang.. bener juga..
lali nek sak iki ki jamane kapitalisme..
okeh mafiane neng sektor opo wae..

cen wong cilik perlu di lindungi.. setuju kulo kang..!

aku kok melu ra setuju nek wong cilik perlu dilindungi...nek nurut aku sing paling bener ki wong cilik digedheke...nek wong cilik dilindungi itu artinya melanggengkan kemiskinan....

wong aku sing wong cilik, rina wengi usaha dadi wong gedhe je mas..... malah arep dilindhungi....preiiiii.....

saya sebagian setuju dengan pendapat simbah yang sebagian mengambil dari pendapat ramalan joyoboyonya...tapi sebagian tidak sependapat, yaitu mengenai kita harus menerima karena tuntutan jaman sekarang (kalo gak salah ya mbah...). tidak sependapat, karena di daerah lain (yang lebih maju) seperti di Kota Padang dan sebagian besar kota2 di Sumatera Barat, Tanjung Pandan di Belitung dan tempat2 lainnya retail2 seperti Indomaret dan semacamnya dikendalikan jumlahnya oleh pemerintah daerah (bahkan di kota2 yang saya sebutkan itu, hampir tidak dapat dijumpai lho...). di Gun Kid kenapa merajalela. mengenai itu merupakan pendapat Suharto (yang dulu bupati kita), saya gak mempermasalahkan siapapun yang mengucapkan...kalo benar, harus kita dukung...

sing penting resik bebas bau tak sedap...

Baik tempat dan oknum...

must_ed wrote:

Kedaulatan Rakyat Sabtu Wage 12 Desember 2009

Bupati Suharto dengan tegas menolak pembangunan pasar modern di Wilayah Gunungkidul dan akan terus mempertahankan serta mengembangkan pasar tradisional, karena pasar tradisional merupakan sumber perekonomian masyarakat pedesaan.
"Karena yang memberi izin pembangunan pasar modern adalah bupati, selama saya masih menjabat maka tidak akan saya izinkan pembangunan pasar modern di daerah ini," kata Suharto di sela-sela peresmian pembangunan atau renovasi Pasar Desa Pampang dan Pasar Negeri Playen, di Pasar PAmpang Kec. Paliyan.
....

wah ini baru pak bupati kita... patut di banggakan... lanjutkan pak....

bendol wrote:

saya sebagian setuju dengan pendapat simbah yang sebagian mengambil dari pendapat ramalan joyoboyonya...tapi sebagian tidak sependapat, yaitu mengenai kita harus menerima karena tuntutan jaman sekarang (kalo gak salah ya mbah...). tidak sependapat, karena di daerah lain (yang lebih maju) seperti di Kota Padang dan sebagian besar kota2 di Sumatera Barat, Tanjung Pandan di Belitung dan tempat2 lainnya retail2 seperti Indomaret dan semacamnya dikendalikan jumlahnya oleh pemerintah daerah (bahkan di kota2 yang saya sebutkan itu, hampir tidak dapat dijumpai lho...). di Gun Kid kenapa merajalela. mengenai itu merupakan pendapat Suharto (yang dulu bupati kita), saya gak mempermasalahkan siapapun yang mengucapkan...kalo benar, harus kita dukung...

yah itu sisa sisa perlawanan tradisional yg bertahan dari gempuran modernitas...tapi itu tak akan lama.... jaman sudah berubah...pertarungan antar jaman sudah terjadi ribuan tahun bahkan jutaan tahun dan pertarungan itu masih terus berlangsung, yg baru menggempur yang lama bertahan. tapi tetap saja yg lama kalah. itu sudah suratan jaman... percayalah...