Tawuran antar SMK, Satu Orang Tewas
By Republika Newsroom
BOGOR--Seorang
siswa SMK PGRI 2 Kota Bogor akhirnya meninggal di Rumah Sakit Umum PMI
Bogor, Kamis (5/11). Wanda Gunawan (17 tahun), nama siswa tersebut,
meninggal setelah mengalami luka sabetan di perut dan paha akibat
tawuran antara SMK PGRI 2, SMK Yayasan Teknologi (Yatek), dan SMK
Yayasan Zaelani Al Mansur (YZA) yang terjadi di Kecamatan Sukaraja,
Kabupaten Bogor. Korban sempat dirawat selama 7 jam di Instalasi Gawat
Darurat RSU PMI.
Korban dimakamkan tak jauh dari kediaman
orang tua korban, di pemakaman umum Kampung Cibedug, Kecamatan
Sukaraja, Kabupaten Bogor. Orang tua dan keluarga korban, terlihat
menangis tak henti-henti saat pemakaman. Tampak dalam prosesi pemakaman
ini adalah tetangga dan teman sekolah korban.
Informasi yang
didapat, peristiwa tawuran antar pelajar tersebut terjadi di di Kampung
Cikirai RT 01/06 Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor.
Siswa kelas 1 jurusan otomtif SMK PGRI 2 Kota Bogor, tewas kehabisan
darah akibat luka yang disebabkan sabetan cerulit dan bacokan golok.
Perkelahian itu memang sudah direncanakan oleh kedua kelompok pelajar
yang terdiri dari SMK PGRI 2, SMK Yatek, dan SMK YZA.
Menurut
AD (18) salah seorang rekan korban pada saat di temui di ruang IGD RSU
PMI Bogor, aksi tawuran antar pelajar tersebut memang sudah
direncanakan. Bahkan masing-masing kelompok sudan menunjuk lokasi aksi
tawuran. “Saat itu saya mendapat informasi bahwa pelajar STM Yatek dan
SMK Yayasan Kejuruan Teknologi Baru (YKTB) menunggu untuk tawuran di
Sukaraja sekitar pukul 14.00 WIB, ”ungkapnya, Rabu (4/11).
Ayahanda korban, Gori (40 tahun) ,mengatakan, pihaknya akan melakukan
jalur hukum terhadap musibah yang menimpa anaknya tersebut. ”Kami ingin
yang menusuk anaknya hingga tewas ini agar diberi hukuman
seberat-beratnya,”jelasnya, Kamis (05/11). Oleh karena itu dirinya
meminta kepada aparat Polres Bogor agar bertindak tegas terhadap
pelajar yang telah membunuh anaknya tersebut,”Kami tidak mau kejadian
ini menimpa kepada pelajar yang lainnya.”
Ditempat yang sama, Dedi Eko, salah seorang Satuan Petugas (Satgas) Pelajar Kota Bogor, mengakui kecolongan dengan
peristiwa tawaran antar pelajar tersebut. Apalagi, peristiwa tawuran
ini telah menewaskan salah satu siswa Kota Bogor. ”20 orang Satgas
Pelajar Kota Bogor keliling di Kota Bogor. Ternyata, tawuran di daerah
Kabupaten Bogor,” paparnya.
Di tempat terpisah, Kepala SMK
PGRI 2 Bogor Cipta Ujiana menjelaskan, pihaknya menyerahkan kasus ini
ke polisi. Wanda yang baru empat bulan belajar di SMK PGRI 2 dinilainya
sebagai orang yang pendiam dan tidak punya catatan khusus di bagian
kesiswaan (BK). “Anaknya tidak nakal, bahkan terlihat pendiam,” kata
Cipta. Dalam waktu dekat, lanjut Cipta, pihaknya akan memberikan
bantuan dan mencairkan asuransi yang dimiliki Wanda.
Sementara
itu, perwakilan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Kota Bogor
dari Seksi Pendidikan ,Aziz menjelaskan, saat ini diberlakukan siaga
satu bagi seluruh SMK yang ada di Kota Bogor. Hal tersebut dilaksanakan
agar tidak ada serangan balas dendam dari pihak sekolah yang merasa
tidak puas atas tawuran tersebut. “Kita kumpulkan wakil SMK yang
bertugas di bidang kesiswaan di SMK YKTB 2 Bogor untuk rembuk bersama
membicarakan hal ini,” tandasnya.
Pemberlakuan siaga satu ini,
lanjut Aziz, akan diberlakukan dengan waktu yang tidak terbatas.
Caranya, masing-masing sekolah akan lebih ketat dalam melakukan
pengawasan terhadap siswa saat bubar sekolah dan berkoordinasi dengan
Satgas Pelajar Kota Bogor. c13/taq