Rebutan penumpang... pertanda apa ya.....

Rebutan Penumpang Makin Sering
Senin, 23 Februari 2009 | 13:32 WIB

Jumlah penumpang angkutan umum di Gunung Kidul semakin menyusut. Saat ini, tingkat keterisian hanya 50 persen dari idealnya 70 persen. Penumpang yang langka memunculkan konflik antarpenyedia jasa angkutan umum.

"Akar permasalahan munculnya konflik karena terus menurunnya jumlah penumpang. Sementara itu, baik jumlah armada maupun trayek sulit dikurangi," ujar Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Gunung Kidul Tunggul Priyono, Sabtu (21/2).

Menurut Tunggul, pihaknya akan segera mengevaluasi jaringan trayek. Penurunan jumlah penumpang, terutama akibat kepemilikan kendaraan pribadi, seperti sepeda motor yang melonjak drastis. "Pengusaha semakin resah sehingga muncul perebutan penumpang," ucapnya.

Konflik yang hingga kini masih berlarut-larut, misalnya, terjadi antara paguyuban angkutan pedesaan (angkudes) dan bus antarkota antarprovinsi (AKAP). Mereka berebut penumpang karena bus AKAP memberi tambahan layanan jasa antar-jemput penumpang hingga ke pelosok pedesaan. (WKM)

Lengkap di http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/02/23/13320372/.rebutan.penumpang.makin.sering

Ning jarene saiki AKAP wis hura nyediake fasilitas antar jemput soale sering berantem karo angkutan pedesaan...

kandar wrote:

Ning jarene saiki AKAP wis hura nyediake fasilitas antar jemput soale sering berantem karo angkutan pedesaan...

Bener kang wingi aku minggu bali rene numpak Santoso wis ra di jemput. tapi nak Maju Lancar pas ronone isih ono jumputan.

Biarkan mekanisme "pasar" yang menentukan, PEnumpang arep nganggo AKAP po ANGKUDES kan sing paling apik pelayanan'e...

Biarlah para pelaku pasar angkutan di gunungkidul bersaing secara sehat, perbandingan HARGA dan PELAYANAN menjadi tolak ukur penilaian penumpang. Silakan AKAP dan ANGKUDES sama2 mengevaluasi 2 Faktor tersebut.

Pasar memang sudah memilih. Masyarakat lebih memilih menggunakan sepeda motor untuk bepergian. Masyarakat enggan naik angkutan umum di Gunungkidul karena tarifnya edan2an. Trayek Wonosari-Ponjong yg berjarak 15km disamakan dengan tarif Wonosari-Jogja yang 40km. Terakhir naek minibus Wonosari-ponjong 24 Januari 2009, tarifnya Rp.6.000, kasihan para pedagang-pasar kecil yang ga punya alternatif angkutan lainya.

yup giliran BBM naik cepet banget naikin taripnya...

eh giliran BBM turun ogah turun taripnya..

konsistensi emang hal yg paling susah di negeri Indonesia tercinta...
Ayo generasi muda.. saatnya berubah...
(berubah dewean yo ora popo)

iya sih aku melihat tarif angkutan di gunungkidul mahal sekali...makanya org kemudian pilih beli sepeda motor utk transportasi...

bagai mana ngak mahal penumpangnya aja ngak ada.yang bikin mahal itu kan karena udah banyak yang bisa beli motor. jadi yang dulunya pakai angkot sekarang udah pada diantar dan di jemput pakai motorrrrrrrrrrrrrrrrrrr. tandanya makmor.....