FKOGK
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Forum Komunitas Online Gunungkidul
 
IndeksJual BeliPortal FKOGKLatest imagesPencarianPendaftaranLogin

 

 DENGARKANLAH ANAKMU...

Go down 
+5
SAPTO SARDIYANTO
madi
gaplex
dewalangit
dwikoe
9 posters
PengirimMessage
dwikoe
Camat
dwikoe


Lokasi : cedak kebun Raya Bogor
Reputation : 1
Join date : 19.06.08

DENGARKANLAH ANAKMU... Empty
PostSubyek: DENGARKANLAH ANAKMU...   DENGARKANLAH ANAKMU... Icon_minitimeWed Feb 11, 2009 9:09 pm

Mendengar atau Terdengar ?

Oleh Jacinta F. Rini


(Anak) : Mama...mama...adek nggak mau sekolah lagi...pokoknya nggak mau...sekolah itu nggak enak soalnya ada si dono yang badannya besar dan suka gangguin adek...adek takut, Ma...adek nggak mau ketemu dono....(sambil menangis)

(Mama): (mamanya sambil matanya lekat ke sinetron yang sedang seru-serunya) Mmmm...Oooo...Aahh nggak apa-apa, kan...biasa itu...masa’ begitu saja takut...pokoknya besok sekolah seperti biasa...ya! anggap saja tidak ada apa-apa....ya sudah, sana..! lagi seru niiih..wah, jadi kelewat deh ceritanya...! kamu sih...!

1. Problem Komunikasi Dalam Keluarga

Situasi di atas sepertinya tidak asing lagi di jaman ini, di mana setiap orang, termasuk orang tua, seolah membangun dunia sendiri yang terpisah dari orang lain, bahkan anggota keluarganya sendiri. Komunikasi keluarga menjadi “barang mahal dan barang langka” karena masing-masing sibuk dengan urusan, pikiran dan perasaannya masing-masing. Akhirnya, komunikasi yang tercipta di dalam keluarga, adalah komunikasi yang sifatnya informatif dan superfisial (hanya sebatas permukaan). Misalnya, pemberitahuan agenda kerja ayah hari ini, rapat di kantor, janji bertemu orang, harus presentasi, atau mungkin membicarakan mengenai teman ayah punya pekerjaan baru, si Pak Tiar pergi ke luar negeri, tingkat bunga bank, kurs dollar, situasi politik, kerusuhan yang terjadi di luar daerah, dan lain sebagainya. Sementara ibu membicarakan tentang teman kerja di kantor, rencana bisnis ibu, rencana masak memasak, pertemuan arisan, acara televisi baru, atau membicarakan tentang anak teman ibu yang punya masalah. Anak-anak, punya dunianya sendiri yang sarat dengan keanekaragaman pengalaman dan cerita-cerita seru yang beredar di kalangan teman-teman mereka.
Dalam kepadatan arus informasi yang serba superfisial dan sempitnya “waktu bersama”, membuat hubungan antara orang tua – anak semakin berjarak dan semu. Artinya, hal-hal yang diutarakan dan dikomunikasikan adalah topik umum selayaknya ngobrol dengan orang-orang lainnya. Akibatnya, masing-masing pihak makin sulit mencapai tingkat pemahaman yang dalam dan benar terhadap apa yang dialami, dirasakan, dipikirkan, dibutuhkan dan dirindukan satu sama lain. Dalam pola hubungan komunikasi seperti ini, tidak heran jika ada orang tua yang kaget melihat anaknya tiba-tiba menunjukkan sikap aneh, seperti tidak mau makan, sulit tidur (insomnia), murung atau prestasinya meluncur drastis. Orang tua merasa selama ini anaknya seperti “tidak ada apa-apa” dan biasa saja. Lebih parah lagi, mereka menyalahkan anak, menyalahkan pihak lain, entah pihak sekolah, guru, atau malah saling menyalahkan antara ayah dengan ibu. Seringkali orang tua lupa, bahwa setiap masalah adalah hasil dari sebuah interaksi setiap orang yang terlibat di dalamnya. Setiap orang, punya kontribusi dalam mendorong munculnya masalah, termasuk masalah pada anak-anak mereka.

2. Seni Mendengarkan

Komunikasi, sesungguhnya tidak hanya terbatas dalam bentuk kata-kata. Komunikasi, adalah ekspresi dari sebuah kesatuan yang sangat kompleks : bahasa tubuh, senyuman, peluk kasih, ciuman sayang, dan kata-kata. Seni mendengarkan, membutuhkan totalitas perhatian dan keinginan mendengarkan, hingga sang pendengar dapat memahami sepenuhnya kompleksitas emosi dan pikiran orang yang sedang berbicara. Bahkan, komunikasi yang sejati, sang pendengar mampu memahami apa yang terjadi / yang dirasakan oleh lawan bicara meski dengan kata-kata yang sangat minimal.

3. Bagaimana Cara Mendengarkan Yang Baik ?

Di awal artikel ini pembaca dapat menarik gambaran bagaimana suasana hati sang anak dan apa yang diharapkannya ketika ia mencoba “berkomunikasi” dengan sang ibu; dan bagaimana keadaan “hati” anak setelah itu? Kejadian tersebut tampaknya sangat umum terjadi di mana-mana, di hampir setiap keluarga. Memang, tidak ada orang tua sempurna, karena setiap orang tua memiliki masalahnya masing-masing hingga seringkali memblokir hubungan positif yang seharusnya terjalin antara mereka dengan anak-anak. Tapi, bukan berarti hal itu dapat selalu dimaklumi, bukan? Bagaimana pun, setiap kita para orang tua, perlu diingatkan kembali, bagaimana cara “mendengarkan” anak kita.

1. Fokuskan perhatian pada anak
Pada saat anak mencoba mengatakan sesuatu, berilah perhatian sepenuhnya pada ceritanya. Untuk itu, alangkah baiknya jika kita mengalihkan perhatian sejenak dari film atau sinetron yang sedang ditonton, majalah, koran, atau dari pekerjaan yang sedang dihadapi. Tataplah langsung di matanya sambil memberi kesan bahwa kita benar-benar siap memperhatikan ceritanya, dan mendorongnya untuk bercerita.

2. Re-statement, mengulangi cerita anak untuk menyamakan pengertian
Tahanlah diri untuk tidak menginterupsi ceritanya sampai anak selesai bercerita. Ketika anak selesai bercerita, cobalah memberikan kesimpulan berdasarkan hasil tangkapan kita terhadap ceritanya. Pola ini, memberikan feedback bagi orang tua dan anak, apakah kita benar-benar telah memahami apa yang diceritakan atau apa yang sebenarnya ingin diungkapkan oleh anak.

3. Menggali perasaan dan pendapat anak akan masalah yang sedang dihadapi
Kita boleh bertanya pada mereka : “bagaimana perasaan adek, waktu itu....”; cara ini jauh lebih baik ketimbang menjatuhkan penilaian subyektif atas diri mereka : “ah, kamu pasti takut! Kamu kan penakut....” atau “ah, paling kamu menangis...kan kamu cengeng...” atau “kamu nggak menangis, kan? Anak mama papa pemberani, tentu tidak pernah menangis!”...Penilaian tersebut malah membuat anak frustrasi karena mereka mengharap orang tua bisa mengerti perasaan mereka, bukan menilai sikap dan perasaan mereka. Selain itu, penilaian subyektif orang tua yang datang terlalu cepat, bisa membuat anak menarik diri untuk tidak lebih lanjut menceritakan perasaan yang sebenarnya, karena orang tua sudah punya anggapan tertentu. Misal, anak itu sebenarnya takut ketika berhadapan dengan teman sekolah yang lebih besar badannya dan suka mengganggunya – namun urung bercerita karena orang tua sudah memberi label pada sang anak sebagai “anak mama-papa pasti pemberani”. Menceritakan perasaan dan kejadian yang sesungguhnya, hanya akan membuat dirinya dimarahi atau malu karena dianggap lemah.

4. Bantu anak mendefinisikan perasaan
Mendengarkan sepenuhnya cerita pengalaman anak, baik itu menyedihkan dan menyenangkan, membuat kita berdua (dengan anak) dapat berbagi rasa dan anak pun akan merasa orang tua menghargainya. Anak akan biasa bersikap terbuka karena yakin orang tua pasti bersedia mendengarkan mereka. Jika anak masih sulit mengidentifikasi perasaan mereka, bantulah dengan mendengarkan cerita mereka sungguh-sungguh, dan melontarkan kesan seperti “Wah..adek sepertinya sedih sekali”..atau “Kamu kelihatan sangat marah”...atau “adek sepertinya sedang bosan?”. Anak akan sangat lega ketika orang tua bisa menangkap perasaan mereka. Interaksi demikian, melatih anak mengidentifikasikan perasaan mereka secara tepat.

5. Bertanya
Hindari sikap memaksakan pendapat, cara, penilaian orang tua; alangkah lebih baik jika orang tua membimbing mereka dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat mereka semakin memahami kejadian yang dialami, teman yang dihadapi, perasaan yang mereka rasakan serta sikap - tindakan yang harus mereka lakukan sebagai pemecahannya.

6. Mendorong semangat anak untuk bercerita
Hanya dengan memberi respon “Ooo....O ya?...Wow!...” sudah menjadi stimulasi bagi mereka untuk makin giat bercerita.Pola ini dapat membuat anak tenang dan nyaman karena merasa orang tua memahami apa yang mereka ungkapkan.

7. Mendorong anak mengambil keputusan yang tepat
Jika orang tua ingin membantu anak menghadapi masalahnya, sebaiknya kita tidak mengambil alih keputusan (“ya sudah, besok kamu tidak usah masuk sekolah”) atau tindakan (“biar mama yang hadapi si boy teman mu yang nakal...biar mama si boy tahu apa yang anaknya lakukan!). Sebaliknya, hadirkan beberapa alternatif yang membuat mereka berpikir dan memilih manakah solusi terbaik sambil membicarakan akibat-akibat yang bisa dirasakan baik oleh anak maupun oleh orang lain.

8. Menunggu redanya emosi anak dan mengajak berpikir positif
Jika anak masih diliputi emosi yang memuncak hingga membuatnya sulit berbicara, orang tua jangan memaksakan anak untuk segera bicara. Kita tidak akan berhasil membuatnya bercerita dan kita pun makin tidak sabar untuk tidak memberikan opini kita padanya. Konflik seringkali terjadi dan ini menyebabkan memburuknya hubungan orang tua anak. Berikan waktu untuk menyendiri sampai intensitas perasaannya mereda. Ketika emosinya mereda, anak akan lebih siap untuk diajak bicara. Sekali lagi, berusahalah untuk tidak memberikan opini kita pribadi, baik terhadap pilihan sikapnya, emosinya, dan tindakannya.Tanyakan pemikiran mereka terhadap masalah ini dan bagaimana kira-kira sikap yang sebaiknya mereka lakukan di kemudian hari. Sikap ini tidak saja menghindarkan anak dari perasaan dihakimi, namun juga membantu mereka lebih memahami kejadian / peristiwa itu secara obyektif serta menemukan nilai atau pelajaran berharga yang dapat dipetik dari kejadian itu.

4. Apa manfaat dari mendengarkan?

Bagi seorang anak, komunikasi bukan hanya bertujuan untuk membuat orang dewasa atau orang lain mengetahui dan memenuhi kebutuhannya. Dari komunikasi itu lah, anak dapat menarik kesimpulan, bagaimana orang dewasa memandang dirinya; dan dari kesan ini lah seorang anak membangun rasa percaya diri dan sense of self. Anak akan merasa dihargai, merasa percaya diri dan mengembangkan penilaian positif terhadap dirinya, ketika orang tua menaruh perhatian tidak hanya pada ceritanya, tapi juga pada pendapat, keyakinan, kesimpulan, ide-ide, perasaan, bahkan ketika pendapat tersebut tidak sesuai dengan pendapat orang tua. Sikap orang tua yang “mendengarkan” anak, membuat anak berani membuat perbedaan dan menjadi berbeda, tanpa takut dihukum, dilecehkan atau ditertawakan. Hal itulah yang menjadi salah satu landasan keberanian dan keinginan anak, untuk menjadi diri sendiri apa adanya.
Dari tanggapan-tanggapan orang tua, anak akan belajar mengenal banyak informasi dan pengetahuan, mendengar sesuatu yang berbeda dari yang dipikirkannya selama ini, melihat alternatif yang lain, menilai pendapat dan tindakannya sendiri, menilai posisi dirinya di mata orang lain, dan menarik kesimpulan apa yang harus dilakukan olehnya. Proses saling mendengarkan dan didengarkan, mengasah daya kritis dan kreativitas berpikir anak karena ketika antara anak dengan orang tua terdapat jalur 2 arah yang terbuka, maka terbuka pula akses informasi, pengetahuan, perasaan, pemikiran dan pengalaman dari kedua belah pihak. Satu sama lain, saling belajar dan saling memperkaya, saling mengenal dan semakin memahami.
Proses komunikasi antara orang tua dengan anak, sangat membantu anak memahami dirinya sendiri, perasaannya, pikirannya, pendapatnya dan keinginan-keinginannya. Anak dapat mengidentifikasi perasaannya secara tepat sehingga membantunya untuk mengenali perasaan yang sama pada orang lain. Lama kelamaan, semakin anak terlatih dalam mengenali emosi, tumbuh keyakinan dan sense of control terhadap perasaannya sendiri (lebih mudah mengendalikan sesuatu yang telah diketahui). Misal, jika anak sudah tahu bagaimana rasanya marah, sedih, kecewa, takut, kesepian, dsb, maka akan lebih mudah bagi orang tua memberikan alternatif-alternatif cara menghadapi dan menyelesaikannya.
Mendengarkan anak secara sungguh-sungguh, membuat anak percaya pada orangtua. Hubungan mutual trust, ini membuat anak merasa lebih nyaman berada bersama orang tua, lebih memilih ‘curhat dengan orang tua dan siap menjadi “partner” ketika orang tua yang giliran butuh didengarkan.

5. Evaluasi Diri

Mendengarkan dan didengarkan, adalah kunci hubungan orang tua-anak yang sangat bermanfaat, baik untuk pengembangkan kematangan emosional, kepandaian intelektual, kemampuan membina kehidupan sosial yang baik serta penanaman nilai prinsip moral yang baik pada anak. Dengan mendengar dan didengar, jalur komunikasi 2 arah terbuka lebar antara orang tua – anak, memungkinkan keduanya saling mengerti dan membuat orang tua dapat memberikan dukungan yang diperlukan oleh anak. Namun sebaliknya, jika kata-kata yang diucapkan anak hanya sekedar “terdengar” di telinga kita, akan hilang begitu saja terbawa angin dan tidak memberikan makna serta kontribusi apapun dalam proses pertumbuhan anak. Nah, apakah kita sebagai orang tua, tega mengorbankan kualitas perkembangan dan tingkat kematangan emosional, intelektual, moral, dan kemampuan sosial anak kita demi kesenangan sesaat (film yang menarik, obrolan gossip yang asik, berita yang sedang dibaca, dan lain sebagainya).....Inilah saatnya kita sebagai orang tua merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari, apakah kita sudah lebih sering mendengarkan anak....ataukah, cerita mereka hanya terdengar sayup-sayup oleh kita?...(jr)
Kembali Ke Atas Go down
http://www.elsppat.or.id
dewalangit
Officer
dewalangit


Lokasi : Jl.jogja-wnsari km 20 Patuk.Dhaksinargha Bhumikarta.
Reputation : 39
Join date : 20.07.08

DENGARKANLAH ANAKMU... Empty
PostSubyek: Re: DENGARKANLAH ANAKMU...   DENGARKANLAH ANAKMU... Icon_minitimeWed Feb 11, 2009 10:32 pm

Artikel menarik dan penuh makna,.. DENGARKANLAH ANAKMU... 867258
Semoga bisa kita tauladani intisari yang terkandung,..
Sehingga kita bisa menyeimbangkan antara hak kewajiban orang tua dan anak,..
Bagoos
Kembali Ke Atas Go down
http://www.saeahchim.co.kr/
gaplex
Koordinator
gaplex


Lokasi : KARANG DUWET,KARANG MOJO,CILEDUG
Reputation : 7
Join date : 07.01.09

DENGARKANLAH ANAKMU... Empty
PostSubyek: Re: DENGARKANLAH ANAKMU...   DENGARKANLAH ANAKMU... Icon_minitimeThu Feb 12, 2009 10:12 am

artikel sing apek tenan iki......
sering2 wae mas
Kembali Ke Atas Go down
http://www.ndtindonesia.com
madi
Koordinator
madi


Lokasi : cijantung
Reputation : 2
Join date : 24.05.08

DENGARKANLAH ANAKMU... Empty
PostSubyek: Re: DENGARKANLAH ANAKMU...   DENGARKANLAH ANAKMU... Icon_minitimeThu Feb 12, 2009 6:01 pm

gaplex wrote:
artikel sing apek tenan iki......
sering2 wae mas

enek kesalaan kw.....
lha kok nyeluk e mas?????

😢 😢 😢 😢 😢
Kembali Ke Atas Go down
http://www.min18jakarta.blogspot.com
SAPTO SARDIYANTO
Camat
SAPTO SARDIYANTO


Lokasi : JAKARTA
Reputation : 1
Join date : 24.05.08

DENGARKANLAH ANAKMU... Empty
PostSubyek: Re: DENGARKANLAH ANAKMU...   DENGARKANLAH ANAKMU... Icon_minitimeSat Feb 14, 2009 3:55 pm

wah perlu belajar lagi ini suwun mbak
Kembali Ke Atas Go down
kandar
Presidium
kandar


Lokasi : jakarta asli Kemiri, Tanjung sari
Reputation : 25
Join date : 23.08.08

DENGARKANLAH ANAKMU... Empty
PostSubyek: Re: DENGARKANLAH ANAKMU...   DENGARKANLAH ANAKMU... Icon_minitimeThu Feb 19, 2009 1:36 pm

Siip, tak coba praktekkan..
Susah kayaknya tapi musti dicoba...ayo para ortu & calon ortu kita pasti bisa melakukan yg terbaik buat anak2 kita...
minimal belajar mendengarkan dulu...

Suwun, info-nya...
Kembali Ke Atas Go down
http://syifauwongmantren.multiply.com
hd_78gk
KorLap
avatar


Lokasi : NGISOR LANGIT
Reputation : 0
Join date : 17.05.08

DENGARKANLAH ANAKMU... Empty
PostSubyek: Re: DENGARKANLAH ANAKMU...   DENGARKANLAH ANAKMU... Icon_minitimeWed Feb 25, 2009 3:46 pm

Aku urung duwe anak..tapi aku melu moco ntar kalo punya anak bisa aku praktekin.

:L(*&^&^:

Anakku sing bagus dhewe
besok pinter sekolahe
yen Wis biso nyambut gawe
kudhu mlaku sak mesthine

Cup menengo ngger anakku
ojo pinter nangis wae

Anakku sing bagus dhewe
besok pinter sekolahe
cup menengo ngger anakku
sing tansah tak domo-domo
Dadiyo satrio tomo
Labuh marang nuso bongso

Reff:
Enggal menengo anakku
welaso marang ibumu
didawuhi kudu nggugu
biso gawe mareming atiku

Adoh dununge bapakmu
ngayahi kewajiban luhur
yen wis rampung mesti kondur
nuswantoro subur makmur
Kembali Ke Atas Go down
ASDD
Presidium
ASDD


Lokasi : 7°49'LU 110°22'BT
Reputation : 72
Join date : 20.02.09

DENGARKANLAH ANAKMU... Empty
PostSubyek: Re: DENGARKANLAH ANAKMU...   DENGARKANLAH ANAKMU... Icon_minitimeWed Feb 25, 2009 4:15 pm

dowo banget mas, tak moco disik yo.... :study:
Kembali Ke Atas Go down
sacho_eka
Pengawas
sacho_eka


Lokasi : tangerang- banten
Reputation : 36
Join date : 03.11.08

DENGARKANLAH ANAKMU... Empty
PostSubyek: Re: DENGARKANLAH ANAKMU...   DENGARKANLAH ANAKMU... Icon_minitimeThu Mar 19, 2009 12:20 am

anak bagaimanapun adalah aset yang harus kita jaga
dan memang banyak ilmu tentang pendidikan anak yang harus orang tua
pelajari...

seperti tips di atas sangat bermanfaat bagi para orang tua dalam mendidik anaknya
bagaimana pmemperlakukan anak dengan baik sehingga anak kita bisa menjadi
anak yang faham terhadap nilai2 kehidupan....



================================
www.ngajari.com
Kembali Ke Atas Go down
http://kiossticker.com
Sponsored content





DENGARKANLAH ANAKMU... Empty
PostSubyek: Re: DENGARKANLAH ANAKMU...   DENGARKANLAH ANAKMU... Icon_minitime

Kembali Ke Atas Go down
 
DENGARKANLAH ANAKMU...
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
FKOGK :: ALL ABOUT GUNUNGKIDUL :: Wedding-
Navigasi: