FKOGK
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.


Forum Komunitas Online Gunungkidul
 
IndeksJual BeliPortal FKOGKLatest imagesPencarianPendaftaranLogin

 

 Betapa Bangganya jadi orang Indonesia...

Go down 
3 posters
PengirimMessage
kandar
Presidium
kandar


Lokasi : jakarta asli Kemiri, Tanjung sari
Reputation : 25
Join date : 23.08.08

Betapa Bangganya jadi orang Indonesia... Empty
PostSubyek: Betapa Bangganya jadi orang Indonesia...   Betapa Bangganya jadi orang Indonesia... Icon_minitimeWed Feb 11, 2009 11:23 am

*Bangga Menjadi Orang Indonesia (Publish at Kompas-Koki)
(Mahendra Hariyanto-Singapore)*

Zev, akhir-akhir keliatannya ini kebanggaan menjadi orang Indonesia semakin
luntur. Atau dari cerita sebelumnya ada yang bingung mencari alasan untuk
bisa bangga menjadi orang Indonesia. Saya iseng-iseng nulis tulisan di bawah
ini, siapa tahu bisa menjadi jawaban buat yang bingung mencari alasan untuk
bisa bangga menjadi orang Indonesia. Appreciate kalau di muat, kalau nggak
ya nggak apa-2, namanya juga usaha.

*Anda orang Indonesia?
Masih tinggal di Indonesia?
Di Jakarta?
Ke kantor naik bis- umpel-umpelan?
Lalu lintas macet?
Pernah Naik kereta super ekonomi ke Yogya or Surabaya ?
Pernah kebajiran?
Pernah dipalakin di bus sama gerombolan preman? *

Kalau semua jawaban di atas = "Ya", maka saya hanya Cuma bisa berkomentar :
"Kaciaannn deh elo." Hi. hi.. hi. maaf-maaf, saya hanya bercanda, jangan di
ambil hati. Bukannya congkak.. bukannya sombong.. atau kagetan karena baru
2.5 tahun terakhir tinggal di Bangkok dan Singapore, terus seenak udelnya
sendiri ngeledek saudara-saudara yang masih di tanah air.

Sebaliknya , dalam tulisan ini, saya ingin menghibur saudara-saudara yang
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan diatas = ya atau 80% ya. Jika demikian
halnya, maka nasib Anda sebenernya tidak jauh beda dengan nasib saya. Cuma
sedikit perbedaannya yaitu, bagi saya : itu nasib saya dulu, sementara bagi
Anda: yah. itu nasib anda sekarang (lagi : kaciaannn *deh elo. hi..
hi..hi..* ketawa jahil).

Ok, sekarang saya serius. Kalau Ada yang bertanya: apa sih yang bisa
dibanggakan for being Indonesian? Maka jawaban saya adalah : Kita harus
bangga karena kita orang Indonesia Bisa dan Biasa hidup susah!!! Becanda
lagi nih? Nggak, saya Serius!! Saya nggak boong. Kalau saya boong biarkan
Tuhan memberikan cobaan yang berat pada saya (red : kata pak ustadz harta
yang berlimpah merupakan cobaan yang berat)

Kemampuan untuk hidup susah (saya sebut aja "survival ability" ya) tidak
dimiliki orang-orang yang lama hidup di negara-negara mapan. Boss saya
(orang India) pernah cerita: suatu ketika teman-nya-sebut saja Sarukh dan
keluarganya - pamit pada boss saya pulang ke negara asalnya - India yang
murah meriah untuk menikmati pensiun dini, setelah 15 tahun kerja di
Singapore . *Eee.* belum satu tahun pamitan, pulang ke India - si Sarukh
sudah balik lagi ke Singapore, dan kali ini minta bantuan Boss saya untuk
dicariin kerjaan lagi di Singapore.

*What happened?* Tanya boss saya. Sarukh bercerita, setelah pulang ke
India, anak remajanya yang dibesarkan di Singapore menjadi rada-rada stress
dan menjadi pasien tetap psikiater di sana. Selidik-punya selidik agaknya
hal itu disebabkan karena Anaknya Sarukh tidak bisa menyesuaikan diri
terhadap perubahan lingkungan dari kondisi yang sangat mapan (Singapore) ke
kondisi yang sebaliknya (India). Jadi, dalam hal ini, anak si Sarukh yang
sudah biasa hidup dalam kemapanan tidak punya "kemampuan bertahan waras"
untuk hidup di negara yang belum mapan. Demi kebaikan anaknya, akhirnya si
Sarukh memutuskan menunda pensiun dini-nya dan kembali kerja di Singapore.

Kalau kita-kita yang sudah biasa hidup susah di Jakarta, pindah or
berkunjung ke India sih nggak ada masalah. Saya jadi ingat, 2 tahun lalu
ketika saya dan rekan-2 kerja saya berkunjung ke India, boss saya
wanti-wanti untuk : bawa obat sakit perut, dan selama di India hanya
minum-minuman dari botol/kaleng. Kalau ke restoran local jangan sekali-kali
minum air putih yang disediakan dari dari Teko/ceret di restoran tersbut,
karena Kebersihan Airnya tidak terjamin, dan biasanya perut orang asing
tidak siap untuk itu; begitu nasehat boss saya.

Pada waktu itu satu rombongan yang berangkat ke India terdiri dari 5 orang.
Satu orang Jepang -dari Jepang, dua orang Singapore dan dua orang Indonesia
(termasuk saya baru sebulan kerja di Singapore). Dalam 2 minggu kunjungan ke
India, kolega dari Singapore dan Jepang langsung menderita diare di Minggu
pertama ke India, - diseliki, kemungkinan penyebabnyat adalah mereka pernah
memesan kopi atau the di restoran local pada saat makan siang (yang tentunya
tidak dari botol), Sementara si orang Jepang, walaupun secara ketat dia
hanya minum-minuman botol atau kaleng selama makan di restoran-restoran
lokal, terkena diare diduga karena si orang jepang ini menggunakan air
keran dari hotel untuk berkumur-kumur selama sikat gigi. Sedangkan saya dan
satu orang rekan lagi dari Indonesia, sehat walafiat tidak menderita suatu
apapun selama di sana (mungkin karena di Indoneisa, sudah terbiasa jajan es
dipinggir jalan yang mungkin airnya tidak lebih bersih dari air di
restoran-restoran India)

*What is the moral of the story*? Kita harus bangga karena Kita bisa lebih
baik dari orang Jepang dan Singapore!!!! (*at least*, dalam hal ketahanan
perut).

Cerita lainnya lagi, bulan lalu saya di kirim kantor (yang base-nya di
Singapore) untuk mengikuti sebuah workshop di Rio de Janeiro Brazil. Total
waktu trempuh saya dari Singapore ke hotel saya di Rio de Janeiro Brazil
adalah 36 jam (termasuk 5 jam transit di Eropa). Sebenarnya, dari Singapore
ke Brazil, jalur yang paling umum dan cepat adalah ke arah Timur, transit di
Amerika, terus ke Brazil. Dengan jalur ini saya perkirakan, dalam 26-30 Jam
saya sudah bisa mencapai Brazil. Cuma, karena saya orang Indonesia, untuk
transit di Amerika pun saya butuh apply VISA Amerika, yang mana proses
aplikasi visa tersebut memerlukan waktu sedikitnya 2 minggu. Padahal, saya
tidak punya waktu sebanyak itu. Alhasil, yah begitulah, saya harus memilih
rute yang sebelaliknya, mengeliling belahan bumi bagian barat, transit di
Amsterdam, dengan waktu tempuhnya 6- 10 jam lebih lama. Jadinya, cukup
melelahkan, tapi nggak apa-apa, namanya juga orang Indonesia, harus terbiasa
dengan hal-hal yang susah-susah.

Saya sampai di hotel di Rio, hari minggu jam 11 Malam. Dan keesokan paginya
saya langsung mengikuti workshop di sana. Walaupun masih terasa lelah, saya
tetap berusaha untuk terlibat aktif dalam workshop pagi itu, dengan
mengajukan pertanyaan atau memberi masukan atas pertanyaan peserta lainnya.
Pada saat istirahat, saya sempat berbincang-bincang dengan kolega-kolega
dari Jerman peserta workshop itu. Beberapa dari mereka mengeluh kecapaian
dan menderita "jet lag", karena mereka telah menempuh 12 jam perjalanan
dari Jerman, dan baru saja tiba di Brazil hari minggu siang, sehingga
belum cukup waktu istirahat untuk adaptasi Jet lag, begitu keluh mereka.
Lalu, saya berkata pada mereka, bahwa sebenarnya mereka lebih beruntung dari
saya, karena saya harus menempuh 36 jam perjalanan dari Singapore, dan baru
tiba di hotel pukul sebelas malem, kurang dari 12 jam sebelum workshop
dimulai. Mereka tertegun, salah seorang dari mereka bertanya pada saya:
"Tapi kamu naik pesawat, di kelas Bisnis khan?"

*"Tidak, jatah saya Cuma kelas ekonomi", jawab saya lagi.
Mereka terlihat semakin terkagum-kagum (atau kasihan?), dan salah seorang
dari mereka memuji.
"Its very impressive, you guys Singaporean are really-really hard workers"
"I'm not Singaporean, I'm Indonesian working in Singapore" jawab saya dengan
bangga.*

Agaknya, hari itu saya menjadi cukup terkenal di kalangan kolega dari
Jerman, hanya karena terbang selama 36 jam dari Singapore 12 jam
sebelumnya dan masih bisa secara aktif mengikuti workshop tersebut. Saya
tahu kalau saya menjadi pembicaraan mereka , karena sewaktu makan malam,
kolega dari jerman lainnya - yang saya tidak pernah ceritakan mengenai
perjalanan saya dari Singapore - bertanya pada saya tips and trick supaya
bisa tetap segar setelah menempuh perjalanan begitu lama (ini berarti dia
mendapatkan cerita saya dari kolega jerman lainnya). Saya bingung jawabnya.
Ingin sekali saya menjawab : "Berlatihlah dengan naik kereta api super
ekonomi dari Jakarta ke Surabaya di saat-saat mendekati hari lebaran. Kalau
Anda terbiasa dengan alat transportasi ini- di mana tidak hanya species
"Homo Sapiens" yang bisa menjadi penumpangnya , dan di tambah lagi waktu
tempuhnya yang lama sekali karena hampir di setiap setasion harus berhenti,
maka Anda akan bisa menaklukkan semua alat transportasi terbang apapun yang
di muka bumi ini".

Namun, saya urungkan memberi jawaban di atas, karena saya khawatir dia tidak
akan mengerti atas apa yang saya jelaskan, dan saya yakin mereka tidak
bisa "survive" dengan alat transportasi ini, yang fasilitasnya tentu jauh
dari kelas Bisnis pesawat terbang (Note : kolega saya dari jerman,
otomatis mendapat fasilitas kelas bisnis di pesawat apabila waktu tempuhnya
lebih dari 10 jam). Seminggu, setelah saya pulang dari Workshop di Brazil,
ntah karena terkagum-kagum dengan "kemampuan hidup susah" (dari sudut
pandang mereka) yang saya miliki, atau karena alasan lainnya, kolega saya
dari Jerman yang saya temui di Brazil, menghubungi atasan saya yang intinya
meminta saya untuk ditugaskan ke Jerman, membantu project yang saat ini
sedang berjalan di sana. Alhasil, bulan September - November saya akan
bergabung dengan kolega-kolega di Jerman menyelesaikan project di sana.
Cukup membanggakan, karena, kata boss saya, ini kali pertama "Kantor Pusat"
meminta bantuan dari kantor cabang untuk mensupport project yang sedang
mereka kerjakan di kantor pusat.

Jadi setelah membaca tulisan ini, saya harap pembaca sekalian punya alasan
semakin bangga menjadi orang Indonesia. Kalau anda lagi di luar negeri dan
ditanya "Anda dari mana?" Jawablah dengan bangga:

*Ya, Saya dari Indonesia,
Negara yang lagi susah,
Saya juga hidupnya susah
Tapi saya bisa "survive", Dan saya bangga karenanya!!!
Any Problem???
*Mahendra Hariyanto, Singapore, 24 Agustus 2006
Kembali Ke Atas Go down
http://syifauwongmantren.multiply.com
dewalangit
Officer
dewalangit


Lokasi : Jl.jogja-wnsari km 20 Patuk.Dhaksinargha Bhumikarta.
Reputation : 39
Join date : 20.07.08

Betapa Bangganya jadi orang Indonesia... Empty
PostSubyek: Re: Betapa Bangganya jadi orang Indonesia...   Betapa Bangganya jadi orang Indonesia... Icon_minitimeWed Feb 11, 2009 11:40 am

Artikel menarik sarat makna dan nilai2 filosof,..
Bagus untuk perenungan dan di ambil hikmahnya,.. Betapa Bangganya jadi orang Indonesia... 867258
Kembali Ke Atas Go down
http://www.saeahchim.co.kr/
Ipung Purwanto
Camat
Ipung Purwanto


Lokasi : Lubang Buaya Jaktim
Reputation : 5
Join date : 08.03.08

Betapa Bangganya jadi orang Indonesia... Empty
PostSubyek: Re: Betapa Bangganya jadi orang Indonesia...   Betapa Bangganya jadi orang Indonesia... Icon_minitimeWed Feb 11, 2009 3:19 pm

Lebih bangga nek negara kita tidak krisis moral,pangan dll....
Kembali Ke Atas Go down
Sponsored content





Betapa Bangganya jadi orang Indonesia... Empty
PostSubyek: Re: Betapa Bangganya jadi orang Indonesia...   Betapa Bangganya jadi orang Indonesia... Icon_minitime

Kembali Ke Atas Go down
 
Betapa Bangganya jadi orang Indonesia...
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Budaya Orang Indonesia Menurut Orang Jepang.
» Apa jawabanmu (buat yg di perantauan).
» Gaji Orang Indonesia..
» GAJI ORANG INDONESIA
» Aku ingin jadi orang yg bertepuk tangan ditepi jln

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
FKOGK :: LOUNGE 'N CHIT-CHAT :: Teras Nongkrong-
Navigasi: