Puluhan awak angkutan pedesaan (angkudes) yang melayani sejumlah jalur di Wonosari, mengaku resah. Keresahan ini muncul akibat beroperasinya angkutan plat hitam yang nekat mengangkut penumpang umum di beberapa jalur angkudes.
Menurut beberapa kru angkudes yang ditemui di terminal Wonosari, angkutan plat hitam yang nekat beroperasi menyerobot penumpang angkudes terjadi sudah sejak lama, bahkan bukan masalah baru lagi. Meski para awak angkudes telah menyampaikan keluhan itu ke Dinas Perhubungan Gunungkidul maupun Sat Lantas Polres Gunungkidul, namun tetap tidak ada tindakan nyata dari pihak terkait untuk melakukan penertiban.
“Kami merasa sangat terganggu dengan keberadaan angkutan plat hitam yang nekat beroperasi. Saat ini, keberadaan mereka sudah sangat menggangu, karena nekat beroperasi di hampir seluruh jalur angkudes yang ada di Gunungkidul,” terang Kalimi, salah satu perwakilan awak angkudes di Gunungkidul, kemarin.
Dijelaskan Kalimi, akibat beroperasinya angkutan plat hitam, awak angkudes jelas-jelas sangat dirugikan. Terlebih saat menjelang lebaran, jumlah omprengan plat hitam tambah semakin banyak. “Jelas kami kehilangan penghasilan karena penumpang banyak yang diangkut omprengan plat hitam,”tuturnya.
Menurutnya, ia dan awak angkudes lain tidak bermaksud mencegah awak angkutan plat hitam untuk mencari penghasilan. Namun karena ada aturan yang jelas dan prosedural, maka mereka juga tidak boleh mencari penumpang seenaknya, apalagi menyerobot penumpang di jalur angkudes.
“Kami hanya meminta keadilan. Masak kami yang bayar trayek, tapi penumpang justru diserobot seenaknya oleh angkutan plat hitam yang tidak bayar ijin trayek. Kami minta pemerintah segera mengatasi permasalahan ini, agar tidak menimbulkan masalah yang lebih rumit,”imbuh Sunar, salah satu pengurus paguyuban angkudes Wonosari.
Saat ditanya mengenai jalur angkudes mana saja yang diserobot angkutan plat hitam, Kalimi dan Sunar enggan menunjukkannnya. “Kami tidak perlu menunjuk satu per satu jalur yang kerap diserobot omprengan plat hitam. Petugas Dishub maupun polisi sudah tahu. Kami tidak mau menunjuk agar masalah ini tidak berbuntut panjang. Kami hanya minta agar dishub dan polisi lebih tegas menertibkan omprengan plat hitam,”tegas Sunar.
Menanggapi keluhan awak angkudes, Kepala Bidang Transportasi Dinas Perhubungan Gunungkidul, Samsudin Efendy, tidak menampik bahwa angkutan plat hitam memang masih kerap dijumpai beroperasi di beberapa jalur angkudes. Menurut Samsudin, Dishub bersama Sat Lantas Polres Gunungkidul mengaku sudah sering melakukan operasi untuk menertibkan omprengan plat hitam. Namun usai digelar operasi, omprengan plat hitam akan kembali beroperasi lagi.
Samsudin mengaku, operasi terhadap angkutan plat hitam merupakan kewenangan polisi. Dalam hal ijin, Dishub hanya mengurusi ijin trayek, sementara polisi lebih berwenang melakukan tindakan di lapangan. “Intinya, kami siap membantu apabila polisi mengajak dan melibatkan kami dalam operasi gabungan seperti yang sudah berjalan selama ini,”terangnya.