Monday, 28 July 2008 09:40
Kemiskinan seakan tidak pernah habis diperbincangkan. Ini karena kemiskinan sangat kental dengan sebuah sistem dan tatanan kehidupan bernegara. Tak heran jika kemiskinan lantas menjadi daya tawar partai politik untuk memikat hati masyarakat saat pemilu. Situasi itu tergambar dalam pementasan Kelompok Studi Budaya (KSB) dan Teater Bukit Gunungkidul, yang menampilkan cerita Sripah, di pelataran halaman Gedung Kesenian Wonosari Sabtu (26/7) kemarin.
Dalam pentas teater ini dikisahkan hidup Tardjo, Midah dan Watik sebagai gelandangan dan pemulung yang tinggal suatu kota besar. Pemilu bagi mereka hanya dimaknai dengan gebyar konvoi yang sekedar menjadi hiburan dan tontonan gratis. Simpatisan dan kader parpol ditampilkan dengan wajah menyeramkan.
Musim kampanye dari tahun ke tahun juga menyadarkan para pedagang, pekerja, dan masyarakat kalangan bawah bahwa pemilu bukan menjadi satu-satunya solusi menuju perubahan. Lebih-lebih tokoh yang tampil di banyak partai merupakan tokoh lama yang kegagalannya masih melekat dalam ingatan warga.
Pesimistis masyarakat tergambar dari janji-janji yang gagal dibuktikan, hingga warga mengangap itu merupakan tindak penipuan publik.
Dalam cerita iring-iringan kampanye parpol menabrak keluarga gelandangan saat Tardjo, Minah dan Watik tengah menyelamatkan diri dari kejaran petugas Trantib.
Wijaya selaku pimpinan produksi mengaku pementasan teater dikemas secara sederhana. Diakui Wijaya, dalam setiap kegiatan produksi pentas kendala tempat menjadi salah satu penghambat. “Kami terpaksa menggelar di pelataran gedung kesenian ini karena gedung kesenian sudah digunakan untuk pelaksanaan turnamen bulutangkis,” kata Wijaya.
Selama hampir tiga bulan menyiapkan pementasan, teater beranggotakan 20 personel ini harus rela nebeng di Sanggar Pendapa Pramuka. Alasanya, karena padatnya jadwal kegiatan olah raga di gedung kesenian. “Nampaknya ini harus disikapi secara serius karena kegiatan kesenian yang membutuhkan ruang selama ini tidak mendapatkan tempat,” tambah Totok Bujang, Sutradara Teater Bukit